LebihDalam Tentang Mursyid dan Wasilah (2) Dalam tulisan Lebih Dalam Tentang Mursyid dan Wasilah telah kita uraikan bahwa Guru Mursyid pada hakikatnya adalah nur (cahaya) dan pengertian nur disini adalah "irsyad" petunjuk kepada Allah SWT. Jadi definisi cahaya dalam hal ini adalah akibat balik dari sesuatu. Nur yang dimaksud disini bukan seperti cahaya yang kita lihat dengan panca indera
Jakarta - Hadits qudsi adalah salah satu pedoman para muslim dalam beribadah dan menjalani hidup. Selain hadits masih ada Al Quran dan qiyas yang menjadi sumber jawaban umat Islam perlu dari laman Al Quran Universitas Islam Sultan Agung Unissula, qudsi القدسي berasal dari kata qudus yang artinya suci. Disebut hadits qudsi karena perkataan ini dinisbatkan kepada Allah SWT, al Quddus, Dzat Yang Maha Al Jurjani Al-Jurjani sebagaimana dalam kitabnya at-Ta'rifat mengatakan,الحديث القدسي هو من حيث المعنى من عند الله تعالى ومن حيث اللفظ من رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو ما أخبر الله تعالى به نبيه بإلهام أو بالمنام فأخبر عليه السلام عن ذلك المعنى بعبارة نفسه فالقرآن مفضل عليه لأن لفظه منزل أيضاHadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah. Hadits qudsi diartikan sebagai berita dari Allah kepada nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Maka dari itu, Al Quran lebih utama dibandingkan hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan Al-MunawiAl Munawi sebagaimana tercantum dalam kitab Faidhul Qodir menjelaskan,الحديث القدسي إخبار الله تعالى نبيه عليه الصلاة والسلام معناه بإلهام أو بالمنام فأخبر النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك المعنى بعبارة نفسهHadits qudsi adalah berita yang disampaikan Allah SWT kepada nabiNya secara makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan berita 'makna' itu dengan redaksi Az-ZarqaniAz-Zarqani berpendapat bahwa redaksi dan makna hadits qudsi berasal dari Allah. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Manahil al-Urfan sebagai berikut,الحديث القدسي أُوحيت ألفاظه من الله على المشهور والحديث النبوي أوحيت معانيه في غير ما اجتهد فيه الرسول والألفاظ من الرسولHadits qudsi redaksinya diwahyukan dari Allah SWT menurut pendapat yang masyhur, sedangkan hadits nabawi makna diwahyukan dari Allah SWT untuk selain kasus ijtihad Rasulullah SAW. Sementara redaksinya dari Rasulullah umat Islam wajib percaya dan taat hadits qudsi. Allah SWT telah mengingatkan pentingnya menaati Rasulullah SAW dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 32,قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَArab latin Qul aṭī'ullāha war-rasụl, fa in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīnArtinya Katakanlah "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."Dengan penjelasan ini, tidak ada alasan bagi tiap muslim untuk berpaling atau menolak hadits qudsi. row/row
YaBani Masya-Allah, masya-Allah. Bacaan ustaz-ustaz ini memang menggetarkan jiwa. Saya nak bagi semangat kat doktor. Masya-Allah. Dia dinamakan hadis Qudsi. Aa barangkali ada yang pertama kali dengar hadis Kudsi adalah lafaz Allah Taala turunkan tetapi Rasulullah mengungkapkan dengan lafaznya sendiri dia tidak dinamakan Quran. Dia
Oleh Irwanto, Khatib Idul Fitri 2020 di Masjid Nurul Islam Kerinciالله أكبر 3 xالله أكبر 3 xالله أكبر 3 x اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا،وَالْحَمْدُلله كَثِيْرًا،وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ،صَدَقَ وَعْدَهُ، وَ نَصَرَ عَبْدَهُ، وَ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَر ُوَللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُللهِ الًّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ اَحَسَنُ عَمَلاَ، وَ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَاعَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا . صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ Jamaah shalat idul fitri yang rahimakumullah Ramadan berlalu dan kita masih duduk termangu. Apa saja yang telah kita lakukan sebulan yang lalu? Tidakkah kita idamkan agar Ramadan tahun ini berbeda dari Ramadan sebelumnya? Bukankah kita telah berniat agar Ramadan tahun ini tumbuh kembali spirit cinta kita kepada ilahi? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Ramadan adalah persembahan seorang hamba kepada Sang Khaliq. Ketika Sang Khaliq, dalam sebuah Hadits Qudsi, telah berseru الصِّيَام لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ “Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya” maka setiap hamba bergetar saat memasuki Ramadan. Getaran jiwa yang terus dijaga dan dipelihara selama bulan suci. Ke manakah getaran itu kini ketika Ramadan telah berakhir? Banyak yang berdebat menjelang datang dan berakhirnya Ramadan bilakah hilal telah terlihat? Namun jarang mereka memahami bahwa hilal juga bisa merupakan metafora sudah siapkah jiwa kita yang penuh kegelapan tercerahkan oleh munculnya hilal di awal Ramadan sebagai cahaya untuk menyucikan diri. Maka, hari demi hari di bulan Ramadan, cahaya hilal perlahan semakin terang benderang hingga puncak purnama di pertengahan Ramadan. Namun, perlahan cahaya bulan mulai meredup di pertengahan kedua, seiring fokus kita yang mulai berubah kita mulai memikirkan baju baru untuk anak-istri; kita mulai menghitung hari kapan Tunjangan Hari Raya THR akan dibayarkan; dan kita mulai sibuk bikin kue lebaran. Kita, telah menomorduakan Ramadan sejak dua minggu lalu. Cahaya bulan semakin meredup, ketika pada sepuluh hari terakhir Ramadan, Allah menyediakan lailatul qadar untuk para kekasih-Nya, dan kita menjalani sepuluh hari terakhir, tak lagi peduli malam ganjil atau genap, tidak takut lagi bahaya Virus corona yang mmengancam jiwa. Kita telusuri tiga-empat hari terakhir Ramadan, kita semakin khusuk mempersiapkan lebaran, ini dapat kita lihat pasar menjadi padat, lalu lintas lambat merayap, banyak rumah berganti cat, baju baru dan makanan mewah juga telah siap. Tapi apalah arti baju baru apabila diri masih enggan melaksanakan yang fardu dan apalah arti makanan mewah apabila diri masih serakah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Maka, tiba-tiba diri kita telah berada di pengujung Ramadan dan semuanya kembali gelap, persis sebelum hilal Ramadan muncul di atas ufuk. Lalu kita kembali berdebat bilakah hilal Syawal akan terlihat? Seakan kita alpa bahwa hilal Syawal pun kembali menjadi metafora kehidupan kita. Adakah terlihat hilal Syawal di hati kita? Mengapa pula kita bergembira Ramadan berlalu, padahal Nabi Muhammad selalu bersedih saat Ramadan berakhir? Apakah kita bergembira karena selesai sudah segala susah payah kita berpuasa sebulan penuh? Atau apakah kita bergembira Ramadan berakhir karena kita bisa kembali menjadi manusia “normal” yang kembali menerjang apa yang Allah haramkan, dan berebut mencari serpihan tersisa dari apa yang Allah halalkan? Tuhan kami, inikah akhir sebuah Ramadan? Ketika kulihat senyum indah di wajah sanak saudara. Kulihatkan ke kanan dan ke kiri, semua menyambut hari kemenangan. Semua memakai pakaian baru tanda mereka kembali ke fitrah mereka. Tapi mengapa tak kulihat cahaya hilal Syawal di wajah mereka. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Benarkah Ramadan telah menjadi beban kita? Lihatlah bagaimana kita sibuk mengatur segala sesuatunya agar pada saat ramadhan tidak kekurangan, ada yang menabung jauh-jauh hari untuk digunakan pada saat ramadhan, sehingga pada saat ramadhan pengeluaran membengkak, konsumsi rumah tangga semakin meningkat. Apakah ini tujuan dari ramadhan? Ramadan yang seharusnya menjadi bulan penghematan, ramadhan menjadi ajang merasakan kekurangan, dan ramadhan sebagai wadah untuk tidak belanja berlebihan. Mungkin ini sebabnya kita bergembira ketika Ramadan berakhir saat harga barang kembali “normal” dan konsumsi kita kembali masuk dalam rutinitas pengeluaran. Biaya tak terduga menjadi kembali bisa diprediksi. Ya Rabbana, tak layakkah kami bergembira dengan berakhirnya Ramadan? Boleh jadi mereka yang bergembira di bulan Ramadan penuh harap agar amalan ibadah diterima Allah. Bukankah dalam Hadits Qudsi yang lain, Allah juga telah mendeklarasikan أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي “Aku ini sebagaimana persangkaan hamba-Ku saja”. Bergembira di Hari Lebaran adalah tanda kita optimistis dan berbaik sangka bahwa Allah akan menerima ibadah kita. Tak ada yang salah dengan bergembira saat Ramadan berakhir, bukan? Tapi tak ada salahnya pula untuk cemas jangan-jangan ini Ramadan terakhir bagi kita, bagi orang tua kita, bagi pasangan kita, bagi anak kita, dan bagi saudara kita. Masihkah kita bertemu kembali dengan Ramadan tahun depan? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud RA “Sekiranya umatku mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadan, niscaya umatku mengharapkan Ramadan terus ada sepanjang tahun’.” HR. Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami. Iya, Rasulullah benar bahwa begitu banyak keutamaan Ramadan. Bukankah para penceramah selama Ramadan tak henti-hentinya mengingatkan kita, bahwa orang-orang berpuasa di bulan suci ini untuk menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah. Inilah Ramadan, bulan yang Allah bukakan pintu-pintu surga, Dia tutup pintu-pintu neraka, dan Dia belenggu setan. Bukankah para ustaz dan ustazah telah mengutip sejumlah riwayat bahwa inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Bahkan ada pula yang mengingatkan kita bahwa inilah bulan ketika bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada minyak kesturi. Bahkan begitu dahsyatnya bulan suci ini ketika Allah setiap malamnya membebaskan ratusan ribu orang yang seharusnya masuk neraka. Pendek kata, Ramadan telah Allah jadikan sebagai penghubung antara orang-orang berdosa yang bertaubat dengan Allah Taala. Tapi benarkah wahai jamaah sekalian bahwa setelah kita tahu keutamaan Ramadan, kita menginginkan setiap hari menjadi Ramadan, setiap bulan menjadi Ramadan. Benarkah kita ingin Ramadan sepanjang tahun? Mari jujur pada diri kita. Tuhan, ampuni kami .… Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Allah SWT telah berfirman dalam surat Al’Araf 179 ô‰ss9ur $tRù&usŒ zO¨YygyfÏ9 ZŽÏWŸ2 šÆÏiB Çd`Ågø$ ħRM}$ur öNçlm; Ò>qè=è% žw šcqßgsøÿtƒ $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& žw tbrçŽÅÇö7ム$pkÍ5 öNçlm;ur ×bsŒuä žw tbqãèuKó¡o„ !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. öt/ öNèd Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqè=Ïÿ»tóø9$ ÇÊÒÈ Artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” Selepas Ramadan, bagaimana dengan hati, mata, dan telinga kita? Apakah semuanya kembali menjadi lepas-bebas seperti yang Allah sindir dalam ayat tadi? Ramadan berlalu, apakah kita kembali menjadi binatang ternak yang tersesat? Semua nafsu hewani yang telah kita ikat dan belenggu di bulan suci Ramadan, apakah akan kita lepas kembali? Jika iya, untuk apa kegembiraan di Hari Raya ini? Tidakkah sepatutnya kita bersedih? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Jangan sampai setelah ramadhan Kita sering bertakbir dalam ibadah kita. Namun terkadang kita lupakan takbir di luar ibadah kita. Kita besarkan Allah di Masjid namun di luar masjid kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Kita masih diperbudak oleh nafsu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita. Di atas sajadah kita kumandangkan Takbir, namun dikantor, di pasar, di ladang, ditengah-tengah masyarakat kita lupakan Allah SWT. Kita telah mengganti TAKBIR dengan TAKABBUR. Kita salahgunakan jabatan yang seharusnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Memakmurkan Negara, melayani rakyat, membela yang lemah, menyantuni dan membantu yang membutuhkan. Kita tutup mata kita. Kita bangga dengan gelar dan jabatan kita. Kita bangga dengan kekayaan yang melimpah ruah. Hadirin rahimakumullah…. Jangan sampai setelah ramadhan kita tidak lagi berpegang pada firman-firman Allah dan Hadits Rasulullah yang mengajarkan kejujuran, keikhlasan, kasih sayang dan amal sholeh. Sebaliknya, dengan setia kita ikuti petunjuk syaitan laknatullah yang mengajarkan kelicikan, kemunafikan dan kekerasan hati. Allah yang selalu kita besarkan dalam shalat dan do’a, telah kita lupakan dalam kehidupan nyata. Banyak dari kita yang khusyuk dalam shalat namun kita khusyuk juga merampas hak orang. Banyak dari kita yang fasih membaca dalil dan ayat ayat Al-Qur’an namun kita juga fasih mengerjakan yang dilarang. Banyak kita tidak putus berpuasa dibulan Ramadhan namun kita tidak putus pula dalam melakukan kedzoliman. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Semoga di dalam bulan ramadhan Dosa kita kepada Allah diampuni olehnya, tetapi dosa kita kepada sesama manusia belum Allah hapuskan selama kita belum saling memaafkan. Inilah gambaran kaitan antara hablum minallah dan hablum minan nas. Maka selepas salat, kita ulurkan tangan untuk bersalaman karena itu dapat menggugurkan dosa. Begitu pula sehabis sebulan berpuasa, kita bermaaf-maafan dalam rangka menjaga hablum minallah dan hablum minan nas. Memaafkan itu bukan soal kita menyerah dan mengalah. Memaafkan juga bukan soal kita mengaku salah. Memaafkan lebih dari itu kita berakhlak seperti akhlak Allah yang gemar memaafkan. Memaafkan bukan sekadar basa-basi kita memaafkan atas nama Allah di akhir Ramadan agar kelak di akhirat tidak ada saling menuntut di antara kita. Bagaimana dengan mereka yang begitu keji telah menzalimi kita atau telah merampas hak kita atau telah memfitnah kita secara keji? Tugas kita adalah memaafkan perbuatan mereka. Perkara Allah punya perhitungan sendiri terhadap efek dari perbuatan mereka, yakinlah semua ada hisabnya masing-masing. Maafkan dan serahkan kepada Allah. Mungkin ini Ramadan terakhir kita. Mungkin ini Lebaran terakhir kita. Mungkin ini pula permintaan maaf terakhir kita. Minal aidin wal faizin, Mohon maaf lahir batin. Baarokallohuliwalakum fil qur’anilkarim wanafa ani waiyyakum bima fihi minal ayati wazikrilhakim fastagfiruhu innahu huwalgofururrohim. KHUTBAH KEDUA اللهُ اَكْبَرْ 3× اللهُ اَكْبَرْ 4× اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحمد الله الذي ا ر سل ر سو له با لهد ى و د ين ا لحق ليظهر ه عل الد ين كله ولو كر ه المشر كون اشهد ا ن لا اله ا لا الله و حده لا شر يك له واشهد ان محمد ا عبد ه و رسو له لا نبي بعده اللهم صلى و سلم على سيد نا محمد و على ا له وا صحابه اجمعين اما بعد فيا ايها ا لحا ضر و ن اتقو الله حق تقته و لا تمو تن الا وانتم مسلمو ن قا ل الله تعا لى ا ن الله و ملىكته يصلو ن على ا لنبى يايها ا لذ ين ا منو ا صلو ا عليه و سلمو ا تسليما اللهم صلى على سيد نا محمد وعلى ال سيد نا محمد كما صليت على سيد نا ا بر ا هيم وعلى ال سيد نا ابرا هيم و با ر ك على ا سيد نا محمد وعلى ال سيد نا محمد كما با ركت على سيد نا ا بر ا هيم وعلى ال سيد نا ابرا هيم فى ا لعا لمين ا نك حميد مجيد ا للهم ا غفر للمسلمين و ا لمسلما ت و ا لمو ء منين وا لمو ء منا ت الا حيا ء منهم وا لا مو ات انك على كل شيءقدير اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ ربنا ظلمنا ا نفسنا و ا ن لم تغفر لنا و تر حمنا لنكو نن من الخا سر ين ربنا لا تز ع قلو بنا بعد از هد ديتنا وهبلنا من لد نك رحمة ا نك ا نت ا لو ها ب ربنا اتنا فى ا لد نيا حسنة و فى ا لا حر ة حسنة و قنا عذ ا ب لنار عبا د الله ا ن الله يا ء مر با لعد ل و الا حسا ن و ا يتا ء ذ ا لقر بى وينهى عن ا لفحشا ء و ا لمنكر ولز كر الله ا كبر Author Mohammad Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More → Iaberbicara kepada dunia tentang Islam tidak dengan suara memelas. Ia tidak mengemis minta belas kasihan. Ia tidak merendahkan suaranya karena takut pembalasan. Ia membentak musuh-musuh umat dengan suara lantang. Dunia pun mendengar suara Islam yang menggetarkan, menggerakkan, membangkitkan, dan menghidupkan.
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman "Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan perilaku zalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram maka janganlah kamu saling menzalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Aku dan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu, manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati takwa seperti paling takwa diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga. Hai hamba-Ku! Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku! Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri." Hadits Riwayat Muslim no. 117
JualBeli Agama & Kepercayaan Shahih Hadits Qudsi. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak. Ilustrasi berdoa di dalam Masjid. Foto REUTERS/Jorge Silva Islam mengenal hadits sebagai sumber hukum kedua setelah Alquran. Ada banyak jenis hadits yang tercatat dalam riwayat dan salah satunya adalah hadits bahasa, hadits ini berasal dari kata “qudus” yang artinya suci. Dinamakan demikian karena perkataan ini dinisbatkan kepada Allah SWT yang menyandang gelar al-Quddus, Dzat Yang Maha qudsi disebut juga hadits illahi dan hadits rabbani. Menurut Ali Al-qari, hadits qudsi adalah pesan dari Allah Swt yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW dan diriwayatkan kepada perawi atau narasumber buku 40 Hadits Qudsi Pilihan oleh Ezzeddin Abidin, secara umum, hadits qudsi menjelaskan tentang perkara uluhiyyah dan ubudiyyah serta menguraikan batas-batasnya. Nah, berikut kumpulan hadits qudsi yang bisa Anda Hadits QudsiHadist qudsi adalah hadits yang maknanya berasal dari Allah dan lafadznya dari Rasulullah. Dikutip dari Memahami Ilmu Hadits karya Asep Herdi, jumlah hadits qudsi sekitar 400 buah yang tersebar dalam tujuh kitab induk pria muslim sedang berdoa. Foto Shutter StockMengutip buku Hadis Qudsi oleh Imam Nawawi dan Imam Qathalani, berikut kumpulan hadits qudsi yang bisa Anda renungi1. Hadits tentang berbaik sangka kepada AllahDiriwayatkan dari Abu Hurairah, dia mengatakan, Rasulullah bersabda, Allah berkata"Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan, Aku bersamanya ketika dia mengingat Aku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku di suatu golongan, maka Aku mengingatnya pada golongan yang lebih baik lagi. Apabila dia mendekat kepadaku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Apabila dia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.”2. Hadits tentang kedermawanan AllahDiriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Allah berkata“Apabila seorang hamba-Ku ingin melakukan satu perbuatan buruk, maka janganlah kalian para malaikat menuliskannya hingga dia melakukannya, Apabila dia melakukannya maka tulislah sepadan dengan keburukannya. Apabila dia meninggalkannya tidak jadi melakukannya, maka tulislah baginya satu buah kebaikan. Apabila seorang hamba-Ku ingin melakukan satu ketsaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka tulislah baginya satu buah kebaikan. Apabila dia melakukannya, maka tulislah baginya sepuluh kali lipat kebaikannya hingga tujuh ratus kali lipat”Ilustrasi pria muslim sedang berdoa. Foto Shutter Stock3. Hadits tentang keutamaan orang yang memujiDari Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah menceritakan kepada para sahabat,"Sesungguhnya salah seorang hamba Allah berkata, Wahai Tuhanku, hanya bagi-Mu segala puji yang layak atas kemuliaan Wajah-Mu dan keagungan kerajaan-Mu.' Ucapan ini miembuat kedua malaikat merasa sangat berat, keduanya tidak tahu bagaimana harus menuliskannya. Keduanya lalu naik ke langit dan berkata, Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hamba-Mu mengatakan suatu perkataan yang kami tidak tahu harus bagaimana menuliskannya? Allah bertanya-padahal sebenarnya Allah tahu apa yang dikatakan oleh hamba-Nya-'Apa yang dikatakan hamba-Ku?' Keduanya berkata, Wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba itu mengatakan, Wahai Tuhanku, hanya bagi-Mu segala puji yang layak atas kemuliaan Wajah-Mu dan keagungan kerajaan-Mu." Allah selalu berkata kepada kedua malaikat tersebut, Tulislah oleh kalian berdua apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu hingga nanti ia bertemu dengan-Ku. Selanjutnya Aku yang akan memberi balasan atas apa yang diucapkannya itu."4. Hadits larangan menyekutukan AllahDari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman“Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu, maka siapa yang beramal lalu dia persekutukan Aku dengan yang lain dalam amalan tersebut, Aku tinggalkan dia bersama sekutunya.”5. Hadits laranggan zalim terhadap AllahDari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman"Hai hambaku sesungguhnya aku mengharamkan dzalim terhadap diriku dan aku jadikannya haram diantara kalian, maka janganlah saling mendzalimi." MuslimApa yang dimaksud dengan hadits qudsi?Berapa jumlah hadits qudsi?Apa isi bahasan dalam hadits qudsi? BeliShahih Hadits Qudsi Online harga murah terbaru 2022 daerah Jawa Barat di Tokopedia! ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Kurir Instan ∙ Bebas Ongkir ∙ Cicilan 0%.
Keselamatan jiwa atau hifzhun nufus mendapat perhatian Rasulullah SAW. Keselamatan jiwa dari segala bentuk ancaman terhadap keberlangsungan hidup manusia menempati hal-hal primer yang mendapatkan jaminan dari syariat Islam. Rasulullah SAW dalam hadits berikut ini secara jelas mengingatkan umat Islam untuk memperhatikan keselamatan jiwa dari wabah. Rasulullah SAW mengingatkan agar umatnya tidak bermain-main atau lalai dan abai terhadap keselamatan jiwa dari penyebaran penyakit berbahaya. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ Artinya, “Dari Abdullah bin Amir bin Rabiah, Umar bin Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’ Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” HR Bukhari dan Muslim. Muhammad At-Thahir bin Asyur 1892-1973 M/1310-1393 H dari mazhab Maliki menaruh perhatian terkait prinsip hifzhun nafs/hifzhun nufus dalam bidang kesehatan. Bin Asyur menunjuk manifestasi prinsip hifzhun nafs/hifzhun nufus pada dimensi preventif kesehatan sebagai upaya penyelamatan jiwa manusia. ومعنى حفظِ النفوسِ حفظُ الأرواحِ من التلَفِ أفرادًا وعمومًا لأن العالمَ مركَّبٌ من أفرادِ الإنسانِ، وفي كلِّ نفسٍ خصائصُها التي بها بعضُ قوامِ العالمِ. وليس المرادُ حفظَها بالقصاصِ كما مثَّل بها الفقهاءُ، بل نجدُ القصاصَ هو أضعفُ أنواعِ حفظِ النفوسِ لأنه تدارُكٌ بعدَ الفواتِ، بل الحفظُ أهمُّه حفظُها عن التلفِ قبلَ وقوعِه مثلَ مقاومةِ الأمراضِ الساريةِ. وقد منعَ عمرُ بنُ الخطابِ الجيشَ من دخولِ الشامِ لأجلِ طاعونِ عَمَواس Artinya, “Makna hifzhun nufus menjaga jiwa adalah menjamin keselamatan nyawa dari kemusnahan baik secara individual maupun kolektif karena dunia ini terdiri atas kumpulan individu. Setiap jiwa memiliki keistimewaan sebagai bagian dari komposisi tegaknya dunia. Hifzhun nafs atau hifzhun nufus yang dimaksud di sini berbeda dengan penerapan qishash yang sering dicontohkan para fuqaha. Menurut kami, penerapan qishah adalah jenis terendah manifestasi konsep hifzhun nafs karena penindakan qishash dilakukan setelah nyawa melayang. Konsep hifzhun nafs yang paling urgen adalah upaya penjaminan keselamatan jiwa dari ancaman kepunahan, seperti melawan penyakit menular atau epidemi. Sayyidina Umar pernah menahan pasukan untuk masuk ke negeri Syam karena Thaun Amawas,” Lihat Thahir bin Asyur, Maqashidus Syariah Al-Islamiyyah, [Kairo-Tunis, Darus Salam-Daru Suhnun 2014 M/1435 H], halaman 89. Hadits riwayat Imam Muslim berikut ini juga menunjukkan perhatian Rasulullah pada aspek kesehatan dan keselamatan jiwa manusia. Rasulullah SAW membatalkan puasa Ramadhan-nya di hadapan para sahabat ketika bahaya kesehatan mengancam keselamatan mereka bila terus memaksakan ibadah puasa. Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib. Tetapi keselamatan jiwa menjadi prioritas yang diambil Rasulullah SAW. Oleh karenanya, Rasulullah SAW mengecam sebagian sahabat yang memaksakan diri dalam menjalankan ibadah di tengah kondisi yang membahayakan keselamatan jiwa mereka. عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَامَ الْفَتْحِ إِلَى مَكَّةَ فِي رَمَضَانَ فَصَامَ حَتَّى بَلَغَ كُرَاعَ الْغَمِيمِ فَصَامَ النَّاسُ ثُمَّ دَعَا بِقَدَحٍ مِنْ مَاءٍ فَرَفَعَهُ حَتَّى نَظَرَ النَّاسُ إِلَيْهِ ثُمَّ شَرِبَ فَقِيلَ لَهُ بَعْدَ ذَلِكَ إِنَّ بَعْضَ النَّاسِ قَدْ صَامَ فَقَالَ أُولَئِكَ الْعُصَاةُ أُولَئِكَ الْعُصَاةُ Artinya, “Dari sahabat Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW keluar pada tahun Fathu Makkah 630 M/8 H menuju Makkah pada bulan Ramadhan. Rasulullah masih berpuasa. Tiba di Kira Al-Ghamim, orang-orang juga masih berpuasa. Rasulullah kemudian meminta segelas air karena kondisi fisik menurun lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sehingga orang banyak melihat gelas yang dipegangnya. Ia kemudian meminumnya. Setelah itu Rasul dikabarkan bahwa sebagian orang memaksakan diri berpuasa. Rasul mengatakan, Mereka orang yang bermaksiat. Mereka orang yang bermaksiat,’” HR Muslim. Solusi Fiqih Ibadah di Masa Pandemi Ibadah di masjid untuk sementara dapat dikerjakan di rumah demi keamanan. Shalat, tadarus Al-Qur’an, atau zikir dapat dilakukan di rumah untuk menghindari kerumunan di masjid. Tentu hal ini menjadi alternatif atau solusi agar ibadah tetap dapat berjalan. Pilihan atau alternatif ini bukan hal baru. Hal ini pernah dianjurkan oleh sahabat Ibnu Abbas terkait mereka yang tidak memungkinkan hadir di masjid karena uzur tertentu. Awalnya ide ini dipertanyakan oleh sebagian sahabat karena tidak umum. Ibnu Abbas menjawab bahwa hal ini pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, hamba Allah yang lebih baik darinya dan hamba-Nya yang terbaik. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ قَالَ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِي الطِّينِ وَالدَّحْضِ Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata kepada muazinnya pada hari hujan, Bila kau sudah membaca Asyhadu an lā ilāha illallāhu, asyhadu anna muhammadan rasūlullāh,’ jangan kau teruskan dengan seruan hayya alas shalāh,’ tetapi serulah shallū fi buyūtikum.’’ Orang-orang seolah mengingkari perintah Ibnu Abbas RA. Ia lalu mengatakan, Apakah kalian heran dengan masalah ini? Padahal ini telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW orang yang lebih baik dariku. Sungguh Jumat itu wajib. tetapi aku tidak suka menyulitkanmu sehingga kamu berjalan di tanah dan licin.’” HR Muslim. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hujan, kesehatan, keselamatan jiwa, atau faktor lainnya merupakan uzur syar’i yang membolehkan umat Islam beribadah di rumah. Tetapi selagi tidak ada uzur, tentu ibadah di masjid lebih utama dan sangat dianjurkan. Imam Nawawi membagu uzur aam uzur kolektif seperti hujan, medan jalan yang menyulitkan, pandemi, ancaman hewan buas atau perampok, dan uzur khas uzur individu seperti sakit dan lain sebagainya. هذا الحديث دليل على تخفيف أمر الجماعة في المطر ونحوه من الاعذار وأنها متأكدة إذا لم يكن عذر Artinya, “Hadits ini menjadi dalil atas keringanan perintah shaat berjamaah di kala hujan atau uzur lainnya. Sedangkan shalat berjamaah itu sunnah muakkad bila tidak terdapat uzur,” Al-Imam An-Nawawi, Al-Minhaj, Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, [Kairo, Darul Hadits 2001 M/1422 H], juz III, halaman 224. Pandangan ini diperkuat dengan gagasan Nuruddin Mukhtar Al-Khadimi 1963 M-... yang memakai pendekatan sosiologis Ibnu Khaldun 1332-1406 M agar warga negara saling membantu untuk memenuhi hajat mereka termasuk dalam bidang kesehatan. وضرورة الدفاع عن النفس وحمايتها من الأخطار التي تهدد حياة الانسان وتنذر بإبطال النوع البشري من أساسه Artinya, “Kebutuhan dasar primer penyelamatan dan perlindungan jiwa dari bahaya yang mengancam kehidupan manusia dan mengingatkan bahaya kepunahan jenis manusia sama sekali,” Nuruddin Mukhtar Al-Khadimi, Fiqhut Tahadhdhur-Ru’yah Maqashidiyyah, [Kairo, Darus Salam 2014 M/1435 H], halaman 50. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan
Perbedaan antara Quran dengan hadis Qudsi,yang terpenting diantaranya ialah : 1) seperti ilham, pemberian inspirasi dalam jiwa, mimpi yang benar atau cara lainnya. Menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surah-surah yang pendek-pendek . dan perkecualiannya hanyasedikit. 17. Sebutkan k A. Pengertian hadits qudsi. Hadits qudsi tersusun dari dua kata yaitu hadits dan qudsi. Maka, baiknya kita memahami setiap kata agar kita lebih memahami maknanya. Pengertian hadits menurut ulama hadits adalah ما أضيف إلى النبي صلى الله عليه وسلم من قول، أو فعل، أو تقرير، أو صفة “Segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad ﷺ baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan dan sifat beliau ﷺ. taisir mushtholah hadits hal. 17. Sedangkan kata qudsi قدس berarti suci. Maka, jika kita gabungkan hadits qudsi berarti, hadits yang suci. Sehingga penamaan tersebut menunjukkan keagungan dan kesucian hadits tersebut karena dinisbatkan kepada Dzat yang maha suci, yakni Allah ﷻ. Sedangkan menurut para ulama hadits, hadits qudsi adalah هو ما نقل عن النبي صلى الله عليه وسلم، مع إسناده إياه إلى ربه عز وجل “Kabar yang dinukilkan dari nabi ﷺ, dan beliau ﷺ menyandarkan kabar tersebut kepada Allah ﷻ”. taisir mushtholah hadits hal. 158. B. Contoh hadits qudsi. Hadits qudsi telah dikumpulkan dan ditulis oleh para ulama dalam kitab – kitab hadits. Disini kami akan membawakan beberapa contoh dari hadits qudsi. 1. Hadits Abu Dzar radhiyallahu anhu. عَنْ أَبِـيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَـا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِيْ ! إِنِّـيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَـى نَفْسِيْ ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَـكُمْ مُحَرَّمًا ؛ فَلاَ تَظَالَـمُوْا. يَا عِبَادِيْ ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ ؛ فَاسْتَهْدُوْنِـيْ أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِيْ ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ ؛ فَاسْتَطْعِمُوْنِـيْ أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ ! كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ ؛ فَاسْتَكْسُوْنِـيْ أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِيْ ! إِنَّكُمْ تُـخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَـمِيْعًا ؛ فَاسْتَغْفِرُوْنِـيْ أَغْفِرْ لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّيْ فَتَضُرُّوْنِـيْ ، وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِـيْ. يَا عِبَادِيْ ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَـى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ ؛ مَا زَادَ ذَلِكَ فِـيْ مُلْكِيْ شَيْئًا. يَا عِبَادِيْ ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَـى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ ؛ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئًا. يَا عِبَادِيْ ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِـيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِـيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَـتَهُ ؛ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِـمَّـا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَـا يَنْقُصُ الْـمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ. يَا عِبَادِيْ ! إِنَّـمَـا هِيَ أَعْمَـالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ، ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا ، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا ؛ فَلْيَحْمَدِ اللهَ ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ ؛ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ “Dari Abu Dzar al-Ghifâri Radhiyallahu anhu dari Nabi ﷺ bah beliau ﷺ meriwayatkan firman Allah ﷻ “Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi. Wahai hamba-Ku! Setiap kalian merasa lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makanan kepada-Ku niscaya Aku beri kalian makan. Wahai hamba-Ku! Setiap kalian telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku akan berikan pakaian kepada kalian. Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya kalian selalu berbuat salah dosa di waktu malam dan siang hari, sedang Aku mengampuni seluruh dosa, maka mohon ampunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni dosa kalian. Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya kalian tidak akan dapat menimpakan bahaya kepada-Ku sehingga kalian dapat membahayakan-Ku dan kalian tidak akan dapat memberi manfaat kepada-Ku sehingga kalian dapat memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku! Seandainya orang pertama dan terakhir dari kalian, manusia dan jin dari kalian, hati mereka semuanya seperti orang yang paling bertakwa diantara kalian, maka semuanya itu tidak akan menambah sedikit pun pada kerajaan-Ku. Wahai hamba-Ku! Seandainya orang pertama dan terakhir dari kalian, manusia dan jin dari kalian, semua seperti hati orang yang paling jahat diantara kalian, maka semuanya itu tidak akan mengurangi sedikit pun dari kerajaan-Ku. Wahai hamba-Ku! Seandainya orang pertama dan terakhir dari kalian, manusia dan jin dari kalian semua berada di satu tanah lapang kemudian setiap dari kalian meminta kepada-Ku lalu Aku memberikan permintaannya itu, maka hal itu tidak mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali seperti jarum yang mengurangi air laut jika dimasukkan ke dalamnya. Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya itu semua adalah amal-amal kalian yang Aku tulis untuk kalian, kemudian Aku menyempurnakannya untuk kalian. Barangsiapa mendapatkan kebaikan, hendaklah ia memuji Allah ﷻ, dan barangsiapa mendapatkan selain itu, maka janganlah ia sekali-kali mencela menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” HR. Muslim 2577. 2. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu. قالَ اللَّهُ تَبارَكَ وتَعالَى أنا أغْنَى الشُّرَكاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَن عَمِلَ عَمَلًا أشْرَكَ فيه مَعِي غيرِي، تَرَكْتُهُ وشِرْكَهُ Allah ﷻ berfirman “Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu, maka siapa yang beramal lalu dia persekutukan Aku dengan yang lain dalam amalan tersebut, Aku tinggalkan dia bersama sekutunya.” HR. Muslim 2985. 3. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu. يقولُ اللَّهُ تَعالَى أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بي، وأنا معهُ إذا ذَكَرَنِي، فإنْ ذَكَرَنِي في نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي، وإنْ ذَكَرَنِي في مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ في مَلَإٍ خَيْرٍ منهمْ، وإنْ تَقَرَّبَ إلَيَّ بشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إلَيْهِ ذِراعًا، وإنْ تَقَرَّبَ إلَيَّ ذِراعًا تَقَرَّبْتُ إلَيْهِ باعًا، وإنْ أتانِي يَمْشِي أتَيْتُهُ هَرْوَلَةً Allah ﷻ berfirman “Aku sesuai dengan prasangka hambaKu terhadapKu, dan Aku selalu bersamanya saat ia mengingatKu, jika ia mengingatKu tatkala sendiri maka Aku akan mengingatnya dalam diriKu, jika ia mengingatku dikeramaian maka Aku mengingatnya di keramaian yang lebih baik daripada itu kumpulan malaikat. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadaNya sehasta, jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa, jika mendatangiku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya deng berlari.”” HR. Bukhari 7405. BACA JUGA Derajat Hadits Pembukaan Konstantinopel dan Sultan Al Fatih Hadits Palsu Wudhu Dapat Mencegah Corona? Hukum Menyebarkan Hadits yang Tidak Jelas Sumbernya C. Perbedaan hadits qudsi dan al quran Apabila alquran dan hadits qudsi sama – sama disandarkan kepada Allah ﷻ, lalu apa perbedaan diantara keduanya? Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini menjadi dua pendapat Pendapat pertama mengatakan alquran adalah kabar yang maknanya datang dari Allah ﷻ, sedangkan lafazhnya berasal dari nabi Muhammad ﷺ. Pendapat kedua mengatakan alquran dan hadits qudsi sama – sama lafazh dan maknanya berasal dari Allah ﷻ, adapun perbedaanya adalah hadits qudsi tidak memiliki keutamaan al – quran, seperti mukjizat, adanya pahala disetiap huruf yang dibaca, tidak boleh disentuh dalam keadaan tidak suci. lihat qawa’idu tahdits hal. 66. Wallahu a’lam, kami pribadi lebih condong kepada pendapat kedua yang mengatakan al-quran dan hadits qudsi lafazh dan maknanya berasal dari Allah ﷻ, hanya saja hadits qudsi tidak memiliki keutamaan yang dimiliki alquran. Alasannya adalah karena rasulullah ﷺ dengan jelas menyandarkan kabar tersebut kepada Allah ﷻ, dengan perkataan “Allah ﷻ berfirman”, yang menunjukkan bahwa memang lafazh tersebut berasal dari Allah ﷻ. Jikalau tidak demikian maka tidak ada faedah dari penyandaran rasulullah ﷺ kepada Allah ﷻ dalam hadits tersebut dan tidak akan ada perbedaan antara hadits qudsi dan hadits nabi ﷺ lainnya. Lihat qawa’idu tahdits hal. 67. Wallahu a’lam. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله Senin, 24 Shafar 1442 H / 12 Oktober 2020 M Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember ilmu hadits, Dewan konsultasi Bimbingan Islam Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini
Hidupitu indahindah itu menenangkanmenenangkan itu membuat hati kita damai. Sesederhana itukah? MAMPU kah kita melakukannya? Tadi mal
Belum ada komentar. No trackbacks yet. Tinggalkan Balasan Cari Juni 2023 S S R K J S M 1234 567891011 12131415161718 19202122232425 2627282930 Agu Tulisan Teratas9 PERTANYAAN, KRISTEN Tak BISA MENJAWAB ?Istilah Nama, Ikhwan, Akhwat, ukhti, Akhi dan AnaBenarkah Al-Quran Dan Hadits Mengatakan Isa Adalah Tuhan?Aku ini TUAN bukan TUHANSAPA BILANG YESUS HIDUP MEMBUJANG...? YESUS POLIGAMIHadits-Hadits Tentang Isa asKumpulan Hadits PilihanKumpulan Mutiara HikmahKRISTEN MENJIPLAK AJARAN BERHALA MITRAMenjawab Soal Allah Berkuasa Menyesatkan ManusiaKategoriKategori Laman Kajian Dialog Doktrin Trinitas Mereformasi Kristologi Dia Tidak Mati untuk Dosa-Dosaku 9 PERTANYAAN, KRISTEN Tak BISA MENJAWAB ? Meluruskan Riwayat Pernikahan Rasulullah SAW-Aisyah Penggunaan kata “KAMI” Dalam Al-Qur’an CARA AMERIKA MENDAPATKAN BUKTI BAHWA ISLAM ADALAH TERORIS TAFSIR AL-QUR’AN [QS. Al-Baqarah, 2117] Isa Bukanlah Tuhan! Kutipan Menjawab Beberapa Tuduhan Diseputar Kompilasi Qur’an Menjawab Soal Allah Berkuasa Menyesatkan Manusia Ustadz Sigit Pranowo, Lc. Bag. 1 Ustadz Sigit Pranowo, Lc. Bag. 2 Ustadz Sigit Pranowo, Lc. Bag. 3 Kumpulan Berbagai Pendapat Bag. 1 Pelangi Masalah Islam 2 PELANGI MASALAH ISLAM 3 Forum diskusi KRISTEN MENJIPLAK AJARAN BUDHA KRISTEN MENJIPLAK AJARAN BERHALA MITRA KUMPULAN FAKTA PENDETA KRISTEN TELAH MENG-EDIT ALKITAB BIBLE Aku ini TUAN bukan TUHAN Analisa Doktrin Trinitas Apa yang Alkitab katakan mengenai Allah dan Yesus ? Apakah Bible Firman Tuhan? Apakah Yesus Tuhan?? Bagaimana Trinitas Dijelaskan ? 45 Argumen Allah Bukan Yesus PERJANJIAN BARU JUGA MEMBENARKAN DELAPAN ARGUMEN YANG TAK TERBANTAH MUKJIZAT UMAT KRISTEN SEJATI MENURUT INJIL ISA AS SEBAGAI JURU SELAMAT SAPA BILANG YESUS HIDUP MEMBUJANG…? YESUS POLIGAMI Syahadah Dalam Alkitab BUALAN KRISTEN TENTANG KONTRADIKSI DALAM AL-QUR’AN Kumpulan Hadits Lemah Dan Palsu Volume 3, Buku 43, Nomor 620 Kumpulan Hadits Pilihan Kumpulan Hadits KUMPULAN HADITS QUDSI Kumpulan Mutiara Hikmah Ringkasan Shahih Bukhari Ringkasan Shahih Muslim Para Ulama Ahlul Hadits KENAPA HADIS QUDSI TIDAK DIMASUKKAN DALAM AL-QURAN KITAB TAUHID ETIKA KEHIDUPAN Tanya/Jawab tata cara mandi junub Allah dan Nabi Muhammad salah hitung..? BENARKAH DERAJAT PEREMPUAN MEMBAIK SETELAH DATANGNYA ISLAM? Kenapa Al-Quran Ada Dua? Al-Qur’an yang Asli Ada di Manakah? Cara Membedakan Al-Qur’an yang Asli dengan Al-Qur’an Yang Sudah Diubah Tangan-Tangan Tak Bertanggungjawab? Nasakh al-Quran Nabi Muhammad Buta Huruf Cara Menafsirkan Qur’an Pengelompokan Ayat-Ayat dalam Al-Qur’an Tafsir Al-Anbiya Ayat 7 Tafsir Al-A’raaf 166, Yahudi Dikutuk Jadi Kera Tafsir Al-Isra 60 dan Penghinaan kepada Muawiyah Mengapa Sholat harus menghadap ke Ka’bah? Apakah hukum melakukan onani? 4 Pertanyaan seputaran Ramadhan Mengupas Tiga Dalil Syariat Isa adalah anak Allah? keajaiban keajaiban 2 Langganan Surel Bergabung dengan 207 pelanggan lain Top RatingSponsor Link Pengunjung hits RSS - PosRSS - Komentar Meta Daftar Masuk Feed entri Feed Komentar
Iniadalah agama Muhammad. Dialah sang terkasih dan yang dirindukan sepanjang hari sepanjang malam".[21] Sebagaimana selalu dikemukakan para pengaji Tasawuf, bahwa Tuhan mencipta makhluk-Nya karena Dia ingin dikenal (dicintai). Sebelumnya Dia adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi. Dalam hadits Qudsi disebutkan :
HADIST 74 MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH TA’ALA DENGAN KEIMANAN DAN KETAATAN Para pembaca yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist 74 Mendekatkan Diri Kepada Allah Ta’ala Dengan Keimanan dan Ketaatan. Selamat membaca. عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ إِذَا تَقَرَّبَ الْعَبْدُ إِلَيَّ شِبْرًا تَقرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَّاعًا، وإِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَإِذَا أَتَانِي يَمْشِي أَتيْتُهُ هَرْوَلَةً » Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Rasulullah menceritakan yang difirmankan oleh Tuhannya Azza wa Jalla, Dia berfirman “Jika seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka Aku mendekat padanya satu hasta dan apabila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat padanya satu depa dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berjalan cepat.” HR. Al-Bukhari, no. 7536 dan Muslim, no. 2675. Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya; 1. Hadis ini dikenal dengan hadits qudsi, yaitu hadis yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Allah Ta’ala lafazh dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maknanya dari Allah Ta’ala. Hadis ini adalah hadis yang amat mulia di mana berisi perkara mulia yang berkenaan dengan Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu berisi pembicaraan sifat-sifat Allah. 2. Penjelasan berharga tentang kedekatan Allah Azza wa Jalla dengan para hamba-Nya, dan sifat kedekatan yang disebutkan dalam hadits ini adalah sifat kedekatan yang khusus, yang bermakna perlindungan, pertolongan, pembelaan dan pemberian karunia Allah Ta’ala kepada para wali-wali-Nya di dunia sebagaimana penjelasan hadis wali yang telah lalu. 3. Balasan sesuai dengan amalan yang dilakukan al jaza’ min jinsil amal. Sebagaimana pada ayat Al Qur’an, فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu” QS. Al Baqarah 152. Dalam kandungan pembahasan hadis ini, semua amalan hamba mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala; “Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan biasa, maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” 4. Isyarat bahwa semakin dekat hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya berupa keimanan dan ketaatan, maka semakin besar pula pahala dan karunia dari Allah Ta’ala, sekaligus hal ini menunjukkan kebesaran, kemuliaan dan Mahabaik-Nya Allah Yang Mahapemurah. 5. Kedekatan Allah Ta’ala pada hamba itu bertingkat-tingkat. Ada hamba yang Allah lebih dekat padanya lebih dari yang lain, juga ada hamba yang begitu dekat pada Allah Ta’ala lebih daripada lainnya. 6. Beriman dengan sifat datangnya Allah Ta’ala sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya. Wallahu Ta’ala A’lam. Referensi Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy, dan Penjelasan Syaikh Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrok terhadap hadis ini. Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman. “Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” HR. Bukhari dan Muslim. *unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu di masa Nabi ﷺ. Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat kajian kitab, Kajian tematik offline & Khotib Jum’at Read Next 2 weeks ago Fawaid Hadist 167 Ciri – Ciri Kemunafikan Amal 3 weeks ago Fawaid Hadist 166 Ancaman Bagi Yang Perkataannya Menyelisihi Perbuatannya 3 weeks ago Fawaid Hadist 165 Tidak Mencegah Kemungkaran Sebab Datangnya Azab 3 weeks ago Fawaid Hadist 164 Jihad Yang Utama 3 weeks ago Fawaid Hadist 163 Bahaya Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar 4 weeks ago Fawaid Hadist 162 Mewaspadai Kezaliman Dalam Kepemimpinan Dan Kebijakan 4 weeks ago Fawaid Hadist 161 Mengubah Kemungkaran Dengan Ketegasan 4 weeks ago Fawaid Hadist 160 Beradab Tatkala Di Jalanan Dan Fasilitas Umum May 11, 2023 Fawaid Hadist 159 Bahaya Bila Kemaksiatan Merajalela May 10, 2023 Fawaid Hadist 158 Membenci & Adab Mengingkari Kemungkaran Pemimpin

Ridleyberkata ia merasa letih sehabis perjalanan, namun doa bersama di makam Lady Evelyn "menggetarkan jiwa". "Ada seekor rusa yang muncul di bukit di atas kuburannya, yang cukup simbolis dan menggugah," ujarnya. Hadits qudsi adalah hadits yang maknanya dari Allah Ta'ala, lafazhnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. HR

Hadits Qudsi adalah hadits yang berisi firman Allah SWT makna hadist ini adalah dari Allah SWT, sedangkan kalimatnya adalah dengan redaksi Rasulullah saw. Hadits Ke – 1 Diriwayatkan dari Abi Hurairah dia berkata; telah bersabda Rasulullah saw “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri Sesungguhnya rahmat-Ku kasih sayangku mengalahkan murka-Ku” diriwayatkan oleh Muslim begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah Hadits Ke – 2 Diriwayatkan dari Abi Hurairah bahwasanya Nabi saw bersabda, telah Berfirman Allah ta’ala Ibnu Adam anak-keturunan Adam/umat manusia telah mendustakanku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku tidak dibangkitkan setelah mati”, aadpun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah mengambil seorang anak, padahal Aku adalah Ahad Maha Esa dan Tempat memohon segala sesuatu al-shomad, Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai”. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga oleh an-Nasa-i Hadits Ke – 3 Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhniy beliau berkata, Rasulullah saw memimpin kami shalat shubuh di Hudaibiyah, diatas bekas hujan yang turun malamnya, tatkala telah selesai, Nabi saw menghadap kepada manusia jama’ah para shahabat, kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah difirmankan Tuhan kalian?”, para sahabat berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”, Rasulullah bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman Pagi ini ada sebagian hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, adapun orang yang mengatakan, kami telah dikaruniai hujan sebab keutamaan Allah fadlilah Allah dan kasih sayang-Nya rahmat-Nya, maka mereka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang – bintang’; dan adapun yang berkata, kami telah dikaruniai hujan sebab bintang ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang – bintang’ ”. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga oleh an-Nasa-i Hadits Ke – 4 Diriwayatkan dari Abi Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, “Allah Telah Berfirman,’Anak – anak adam umat manusia mengecam waktu; dan aku adalah Pemilik Waktu; dalam kekuasaanku malam dan siang’ ” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga Muslim. Hadits Ke – 5 Diriwayatkan dari Abi Hurairah beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah saw “Telah berfirman Allah tabaraka wa ta’ala Yang Maha Suci dan Maha Luhur, Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang siapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya” Diriwayatkan oleh Muslim dan begitu juga oleh Ibnu Majah Hadits Ke – 6 Diriwayatkan dari Abi Hurairah beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya salah seorang yang pertama di hisab di hari kiamat adalah seorang lakilaki yang mati syahid gugur dalam peperangan; kemudian disebutkan baginya semua kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya, dan dia mebenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya kepadanya, Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat itu?’, lelaki itu menjawab, Aku berperang untuk-Mu hingga aku syahid’; Allah menjawab, “Kamu berdusta, akan tetapi sesungguhnya engkau berperang agar orang menyebutmu pemberani, dan orang – orang telah menyebutkan demikian itu, kemudian diperintahkan malaikat agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan dilemparkan kedalamnya”. Dan selanjutnya adalah seorang laki – laki yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya serta dia membaca al-Quran, kemudian dia didatangkan, kemudian disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya dan dia membenarkannya. Kemudian Allah bertanya, Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?’ lelaki itu menjawab, Aku mencari ilmu dan engamalkannya/mengajarkannya, dan aku membaca al-Quran karena-Mu’. Allah berfirman, “kamu berdusta, akan tetapi kamu mencari ilmu itu agar disebut sebagai alim orang yang berilmu, dan kamu membaca al-Quran agar orang menyebutmu qari’, dan kamu telah disebut demikian itu alim & qari’” kemudian diperintahkan malaikat kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan di masukkan kedalam neraka” Dan selanjutnya seorang laki – laki yang diluaskan rizkinya oleh Allah. Dan dikaruniai berbagai harta kekayaan. Kemudian dia dihadapkan, dan disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?”, lelaki itu menjawab, “Tidaklah aku meninggalkan jalan yang aku cintai selain aku menginfakkan hartaku untuk-Mu”; Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan itu semua agar orang menyebutmu dermawan, dan kamu telah disebut demikian”. Kemudian diperankkan malaikat kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya, hingga sampai dineraka dan dimasukkan kedalam neraka. HR. Muslim dan begitu juga at-Tirmidzi dan an-Nasai Hadits Ke – 7 Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir beliau berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tuhanmu bangga terhadap seorang pengembala kambing, yang berada di atas gunung/bukit, dia mengumandangkan adzan untuk sholat dan mengerjakan sholat, kemudian Allah azza wa jalla Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur berfirman, Lihatlah hambaku ini, dia mengumandangkan adzan dan menegakkan sholat iqomat karena takut kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni hambaku ini, dan Aku akan memasukkannya kedalam surga’” Diriwayatkan oleh an – Nasai dengan sanad yang shahih. Hadits Ke – 8 Diriwayatkan dari Abi Hurairah Bahwasanya nabi saw bersabda, “Barangsiapa mengerjakan sholat dengan tanpa mebaca, di dalam sholatnya, umm al-Quran surah al-Fatihah, maka sholatnya kurang diucapkan beliau tiga kali, sebagai penegasan, tidak sempurnalah sholatnya.” kemudian disampaikan kepada Abi Hurairah, sesungguhnya kami berada di belakang imam, maka beliau berkata, bacalah dengannya ummum Quran untuk dirimu sendiri sebagai makmum tetap membaca al-fatihah, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah azza wa jalla berfirman, Aku membagi sholat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan, maka ketika hambaku berkata Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan semesta alam Allah azza wa jalla berfirman, Hambaku telah memuji-Ku, dan ketika seorang hamba berkata, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Allah azza wa jalla berfirman, Hambaku telah memujiku’, dan ketika seorang mengucapkan, Yang Menguasai di Hari Pembalasan, Allah berfirman, Hambaku telah memuliakan Aku’ – dan Abu Hurairah pernah mengatakan dengan redaksi, Hambaku telah berserah diri kepadaku’, dan ketika seseorang berkata, Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya’, dan ketika seseorang berkata, Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. , Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta ” diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Malik, Imam Tirmidzi, dan ImamAbu Dawud, Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah Hadits Ke – 9 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya perkara/amal seorang hamba yang dihisab pertama kali adalah shalatnya. Seandainya shalatnya baik, maka benar-benar paling beruntung dan paling sukses, dan seandainya sholatnya buruk, maka dia benar-benar akan kecewa dan merugi, dan seandainya kurang sempurna shalat fardlunya, Allah azza wa jalla berfirman, lihatlah apakah bagi hambaku ini ada amal sholat sunnah mempunyai sholat sunnah yang bisa menyempurnakan sholat fardlunya,’ kemudian begitu juga terhadap amal-amal yang lainnya juga diberlakukan demikian ” Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan begitu juga oleh Abu Dawud dan Imam An-Nasai dan Ibn Majah serta Imam Ahmad. Hadits Ke – 10 Diriwayatkan dari Abi Hurairah dari Nabi saw, beliau bersabda, ”Allah Azza wa Jalla berfirman, Puasa itu untukku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya, disebabkan seseorang menahan syahwatnya dan makannya serta minumnya karena-Ku, dan puasa itu adalah perisai, dan bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan, yaitu kebahagian saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya, dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah, daripada bau minya misk/kesturi’ ” Hadits riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam Muslim, dan Imam Malik, dan Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah. Hadits Ke – 11 Diriwayatkan dari Abi Hurairah sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah Subhanahuwa ta’ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, jika kamu berbuat demikian Aku memberi infak kepada kalian”. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim Hadits Ke – 12 Diriwayatkan dari Abu Mas’ud al-Anshari beliau berkata, telah bersabda Rasulullah , saw “Ada seorang lelaki sebelum kalian yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun kebaikan ada padanya kecuali bahwa dia adalah orang yang banyak bergaul dengan manusia, dan dia orang yang lapangberkecukupan, serta dia memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk membebaskan orang-orang yang kesulitan dari membayar hutang, kemudian Rasulullah bersabda, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,’Kami *Allah lebih berhak untuk berbuat itu daripada dia, oleh karena itu bebaskan dia’ ” Hadits riwayat Muslim, begitujuga oleh al-Bukhari dan an-Nasai. Hadits Ke – 13 Diriwayatkan dari Adiy ibn Hatim beliau berkata, ketika aku sedang berada disamping Rasulullah saw, kemudian datanglah dua orang laki-laki, salah satunya mengadukan tentang kemiskinan, dan lelaki yang lainnya mengadukan tentang perampokan di jalan, kemudian Rasulullah saw bersabda, “Adapun mengenai perampokan, sesungguhnya kelak dalam waktu yang tidak lama, akan datang suatu masa, ketika sebuah kafilah tidak memerlukan pengawal saat menuju Makkah, dan adapun tentang kemiskinan, tidak akan datang hari Kiamat, sehingga datang masa dimana seorang diantara kalian berdiri untuk mencari orang yang mau menerima sedekah, namun tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerimanya, kemudian dihari kiamat setiap orang diantara kalian akan berdiri dihadapan Allah, yang tidak ada diantaranya dan Allah hijab/tabir, dan tidak pula ada penerjemah yang menerjemahkan/juru bicara untuk orang tersebut, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, bukankah Aku telah memberimu harta?’ kemudian orang itu menjawab, benar’, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, bukankah telah aku utus kepadamu seorang Rasul? , lalu orang itu menjawab, benar’, kemudian ia melihat ke arah kanannya, maka ia tidak mendapati kecuali Neraka, kemudian dia melihat ke arah kirinya, dan tidak mendapati kecuali Neraka. Maka jagalah diri-diri kalian dari api Neraka, meskipun dengan bersedakah separuh buah kurma, dan jika dia tidak mendapatinya kurma/barang untuk bersedekah maka bersedahlah dengan perkataan yang baik” Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadits Ke – 14 Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw bersabda, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’ala Maha Memberkati dan Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan [Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid] dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi Apakah mereka sudah pernah melihat surga- Ku? Para malaikat itu menjawab Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab Belum. Allah berfirman Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda, kemudian Allah berfirman Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka. Beliau berkata, lalu Allah menjawab Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Bukhari at-Tirmidzi dan an-Nasa’i. Hadits Ke – 15 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw “Telahberfirman Allah Subhanahu wa ta’ala, Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepadaku,dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku, dan jika hambaku mengingatku dalam sendirian,maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan jika dia mengingatku di dalam sebuahkelompok/jama’ah, maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompoktersebut, dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jikadia mendekat kepadaku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia mendatangikudengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat’ ”Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Tirmidzi danImam Ibnu Majah. Hadits Ke – 16 Diriwayatkan oleh Ibn Abbas dari Nabi saw Sesungguhnya Allah menulis semuakebaikan dan keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Alloh menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Alloh menulis satu keburukan saja. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Hadits Ke – 17 Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya kezaliman itu diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada- Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada- Ku. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun . Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain kebaikan itu janganlah mencela kecuali dirinya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ibn Majah Hadits Ke – 18 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla kelak dihari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam, aku sakit dan kamu tidak menjengukku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku yang bernama Fulan sakit, dan kamu tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan mendapatiku didekatnya. Wahai anak cucu adam, aku meminta makanan kepadamu, namun kamu tidak memberiku makanan kepada-Ku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku fulan meminta makanan, dan kemudian kalian tidak memberinya makanan? Tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberinya makanan, benar-benar akan kau dapati perbuatan itu di sisi-Ku. Wahai anak cucu adam, Aku meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum” , ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Seorang hambaku yang bernama fulan meminta minum kepadamu, namun tidak engkau beri minum, tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberi minum kepadanya, benar – benar akan kau dapati pahala amal itu di sisi-Ku” Hadist diriwayatkan oleh Muslim. Hadits Ke – 19 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, Kesombongan adalah seledangku, dan keagungan adalah kainsarungku, barangsiapa bersaing turut memiliki dalam salah satu dari kedua hal tersebut, maka benar-benar akan aku lemparkan dia di dalam neraka’ ” Hadist diriwayatkan oleh Abu Dawud, begitu juga oleh Ibn Majah dan Imam Ahmad, dengan sanad yang shahih. Hadits Ke – 20 Dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah saw telah bersabda, “pintu – pintu surga dibuka pada hari senin dan hari kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang laki-laki yang diantaranya dan saudaranya bermusuhan, maka dikatakan kepadanya, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai ”. hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Malik dan Abu Dawud. Hadits Ke – 21 Dari Abu Hurairah dari Nabi saw, beliu bersabda, “Allah Ta’ala berfirman Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari qiyamat, seseorang yang bersumpah atas namaku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka lalu memakan uang dari harganya dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya” Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad. Hadits Ke – 22 Diriwayatkan dari Abu Sa’id beliau berkata, Rasulullah saw telah bersabda, ““Janganlah salah seorang mencela dirinya sendiri.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencela dirinya sendiri?” Beliau menjawab “Dia melihat perkara Allah diperbincangkan, lalu dia tidak mengatakan pembelaan kepadanya, maka Allah azza wajalla akan berkata kepadanya kelak di hari Kiamat; Apa yang mencegahmu untuk mengatakan begini dan begini! lalu ia menjawab, Saya takut terhadap manusia’. Maka Allah pun berfirman Aku lebih berhak untuk kamu takuti’.” Hadits diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dengan sanad yang shahih. Hadits Ke – 23 Dari Abi Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’aala berfirman di hari kiamat, “Dimanakah orang – orang yang saling mencintai karena-Ku, dihari ini kiamat aku menaungi mereka dalam naunganku, dihari dimana tidak ada naungan kecuali naunganku” Hadits riwayat Bukhari, dan begitu juga diriwayatkan oleh Imam Malik. Hadits Ke – 24 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, Sesunguhnya aku mencintai fulan, maka cintailah dia.’”, Rasulullah selanjutnya bersabda, maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru penduduk langit, “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia”, maka para penghuni langit pun mencintainya, selanjutnya Rasulullah saw bersabda, “dan kemudian dibumi diapun menjadi orang yang diterima”. Dan ketika Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan kemudian berfirman, “Sesungguhnya aku membenci si fulan, maka bencilah dia”, maka Jibril pun membenci si Fulan, kemudia Jibril menyeru penduduk langit, “sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia”, Rasulullah saw melanjutkan, “maka penduduk langitpun membenci fulan, kemudian diapun dibenci di bumi”. Hadits riwayat Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, Malik, dan Imam Tirmidzi. Hadits Ke – 25 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman, “Siapa yang memusuhi seorang kekasihku, maka Aku menyatakan perang kepadanya, dan tiada mendekat kepadaku seorang hambaku, dengan sesuatu yang lebih kusukai daripada melaksanakan kewajibannya, dan selalu hambaku mendekat kepadaku dengan melakukan sunah – sunah sehingga Aku sukai, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, Akulah yang menjadi pendengarannya, dan penglihatannya, dan sebagai tangan yang digunakannya dan kaki yang dijalankannya, dan apabila ia memohon kepadaku pasti kukabulkan dan jika perlindung kepadaku pasti kulindungi” Hadits riwayat Bukhari. Hadits Ke – 26 Diriwayatkan dari Abi Umamah dari Nabi saw, beliau bersabda, Allah Azza Wa Jalla berfirman, Sesungguhnya wali-wali para kekasih yang terbaik menurutku adalah seorang mukmin yang ringan kondisinya, punya bagian dari shalat, menyembah Tuhannya dengan baik, menaati-Nya saat sepi dalam keadaan sirri/tersembunyi, tidak dikenali orang dan tidak ditunjuk dengan jari, rizkinya pas-pasan hanya cukup bagi dirinya sendiri lalu ia bersabar atas hal itu”. Setelah itu beliau SAW mengetuk-ngetukkan tangan beliau, kemudian beliau bersabda, “Kematiannya dipercepat, sedikit wanita yang menangisi dan sedikit harta peninggalanya.” Hadits riwayat at-Tirmidzi, dan begitu juga ima Ahmad dan Ibnu Majah, dengan sanad hasan. Hadits Ke – 27 Dari Masyruq, beliau berkata kami bertanya – atau aku bertanya – kepada Abdullah – maksudnya adalah Abdullah Ibn Mas’ud – mengenai ayat berikut Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Ali-Imran169. Ibnu Abbas berkata, ketahuilah sesunguhnya aku benar – benar telah menanyakan ayat tersebut kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka beliau bersabda, “ruh-ruh mereka didalam burung-burung berwarna hijau yang memiliki pelita-pelita yang tergantung di arasy, ruh mereka terbang ke surga sesuai kehendak mereka, dan kemudian kembali ke pelita, kemudian Tuahan mereka mendatangi mereka dan berfirman, Apakah ada sesuatu yang kalian inginkan?’, mereka menjawab, adakah lagi yang kami inginkan, sedangkan kami bebas terbang ke surga sekehendak kami’, dan hal tersebut ditanyakan kepada mereka tiga kali, dan ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak akan ditinggalkan tidak ditanya lagi hingga mereka meminta sesuatu, mereka selanjutnya berkata, Wahai Tuhan kami, kami berharap kiranya Engkau kembalikan ruh kami ke dalam jasad kami, hingga kami terbunuh kembali di jalan-Mu untuk kedua kalinya’, tatkala Allah melihat bahwa mereka tidak memiliki hajat/keinginan lain lagi, maka mereka ditinggalkan tidak ditanya lagi”. Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah. Hadits Ke – 28 Dari Jundub ibn Abdillah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw , “Terdapat seseorang laki-laki dari orang-orang sebelummu yang memiliki luka, kemudian dia mengambil pisau dan melukai tanganya, maka darahnya pun terus mengalir keluar hingga dia meninggal, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, hambaku telah bergegas menemuiku karena ulahnya, maka aku haramkan baginya surga ” Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadits Ke – 29 Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasululah saw bersabda, Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman, Tidak ada bagi hambaku yang beriman balasan dari-Ku, ketika aku ambil orang yang saling dia sayangi kekasihnya dari penduduk dunia, kemudian dia mengharapkan keridhaan Allah balasan pahala dari Alah, kecuali pasti akan Ku balas dengan surga’. Diriwayatkan oleh Bukhari. Hadits Ke – 30 Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Ketika hambaku menyukai untuk bertemu denganku, akupun senang untuk bertemu dengannya, dan ketika hambaku benci untuk bertemu denganku, akupun benci bertemu dengannya” diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Malik.. Dan didalam riwayat Imam Muslim, yang menjelaskan makna hadits tersebut dari Aisyah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw barangsiapa senang bertemu dengan Allah, Allah pun juga senang bertemu dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun juga benci bertemu dengannya. Aku Aisyah pun bertanya, “Wahai Nabi Allah, aku membenci mati ? kita semua membenci kematian”, Rasulullah saw bersabda, “Tidak demikian maksudnya, akan tetapi, seorang mukmin ketika diberikan kabar gembira dengan rahmat Allah, keridloan-Nya dan surga-Nya, maka dia pun senang bertemu dengan Allah, dan Allah pun senang bertemu dengannya, sedangkan orang kafir, ketika diberitakan kepada mereka dengan adzab Allah, dan murka-Nya maka mereka benci bertemu dengan Allah, dan Allah pun juga benci bertemu dengan mereka”. Hadits Ke – 31 Diriwayatkan dari Jundub bahwa Rasulullah saw diberitakan bahwa seseorang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni fulan”, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “siapakah yang telah bersumpah dengan nama-Ku, bahwa aku tidak akan mengampuni fulan, sesungguhnya aku benar-benar mengampuni fulan, dan Aku membatalkan amal-amalmu”, atau seperti perkataan/sabda yang serupa kalimat tersebut. Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits Ke – 32 Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi saw, beliau bersabda, seorang laki-laki yang telah berbuat melampau batas atas dirinya sendiri, maka ketika ajalnya akan datang, dia berwasiat kepada anaknya, kemudian dia berwasiat Ketika aku telah mati, bakarlah jasad aku, kemudian hancurkanlah sampai halus, selanjutnya sebarkanlah abu jasad ku di udara di laut, karena, demi Allah seandainya Allah menetapkan kepadaku untuk mengadzabku, Dia akan mengadzabku dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun selainku. Maka mereka melakukan apa yang diwasiatkan kepadanya. Kemudian Allah berfirman kepada bumi, Kumpulkanlah apa yang telah kamu ambil, maka ketika lelaki itu berdiri dibangkitkan kembali, selanjutnya Allah berfirman, “Apa yang mendorongmu untuk melakukan perbuatan tersebut?”, lelaki itu menjawab, “karena aku takut خشي kepada-Mu wahai Tuhanku, dalam kalimat lain karenat aku takut kepada-Mu dengan menggunakan خائف ”. maka Allah pun mengampuni lakilaki tersebut disebabkan hal tersebut karena rasa takut kepada Allah. Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, an-Nasa’i dan Ibn Majah. Hadits Ke – 33 Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi saw, salah satu dari yang di wahyukan dari Tuhannya Azza wa Jalla, adalah sabdanya, “telah berbuat dosa seorang hamba dengan suatu perbuatan maksiat/dosa, kemudian dia berkata, Ya Tuhanku ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, hambaku telah berbuat dosa dengan suatu perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya maha mengampuni dosa dan menghukum perbuatan dosa.’, kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa lagi yaitu Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, hambaku melakukan perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa’. Kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa kembali yaitu Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku, maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, hambaku telah berbuat dosa, dan dia tahu , dia memiliki Tuhan yang Mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa. Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, karena aku benar-benar telah mengampunimu’ ”. Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari. Hadits Ke – 34 Diriwayatkan dari Anas beliau berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya bagimu apa yang kamu pintakan kepadaku dan kamu mohonkankepadaku, aku mengampunimu atas apa yang ada padamu dan aku tidak memperdulikannya berapa besar dan banyak dosa yang ada padamu, wahai anak adam, seandainya engkau datang denga dosa-dosamu sebanyak awan di langit, kemudian engkau memohon ampunanku, maka aku mengampunimu, wahai anak cucu Adam, sesungguhnya seandainya engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiku dengan tanpa menyekutukanku sama sekali, maka kutemui engkau dengan ampunan sejumlah itu pula”. Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan begitu juga oleh Imam Ahmad, dan sanadnya Hasan. Hadits Ke – 35 Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita Subhanahu wa ta’ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, kemudian berfirman, “Barangsiapa berdoa kepadaku, akan aku kabulkan, dan barangsiapa meminta kepadaku, maka akan aku beri, dan barangsiapa memohon ampunanku, maka aku ampuni”. Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Malik, Imam Tirmidzi dan Abu Dawud, dan dalam riwayat Muslim, dengan tambahan Allah turun di langit dunia hingga terbitnya fajar. Hadits Ke – 36 Diriwayatkan dari Anas dari Nabi saw, beliau bersabda orang-orang yang beriman berkumpul pada hari kiamat, kemudian berkata, “Hendaknya kita memohon pertolongan kepada Tuhan kita”, kemudian mereka mendatangi nabi Adam dan berkata, “Engkau adalah ayah umat manusia, Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptamu dengan Tangan-Nya, dan telah bersujud kepadamu para Malaikat, dan engkau telah Diajarkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala namanama segala sesuatu, maka mintakanlah pertolongan bagi kita kepada Tuhanmu, sehingga kita bias beristirahat dari tempat kita ini”, Nabi Adam menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian memintakan pertolongan kepada Allah,” dan kemudian Nabi Adam menyebutkan kesalahankesalahannya, dan diapun merasa malu kepada Allah, untuk memintakan pertolongan, kemudian dia berkata, “Pergilah menemui Nuh, karena sesungguhnya dia adalah Rasul pertama yang diutus Allah kepada penduduk bumi”, kemudian mereka pun mendatangi nabi Nuh, maka Nuh pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian dia menyebutkan kesalahannya yang mempertanyakan sesuatu yang dia tidak ada pengetahuan tentangnya, karena itu dia merasa malu untuk memintakan pertolongan, kemudian Nabi Nuh berkata, “Temuilah Kekasih Allah Yang Maha Pengasih Khalilullah/Khalilurrahman, Nabi Ibrahim merekapun menemuinya. Nabi Ibrahim pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian beliau berkata, “Temuilah Musa, seogan hamba yang Allah bercakap denganya, dan diturunkan kepadanya Taurat”, merekapun menemui nabi Musa dan beliaupun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian beliau menyebutkan kesalahannya yang telah membunuh seorang manusia untuk menyelamatkan diri yang lain. Dan beliau merasa malu kepada Tuahnnya. Kemudian Nabi Musa berkata, “Temuilah Isa, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat Allah dan Ruhullah”, kemudian mereka pun menemui nabi Isa Nabi Isa pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian, temuilah Muhammad, seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang”, maka merekapun menemuiku Nabi Muhammad saw, maka akupun berangkat menemui Allah sehingga meminta izin kepada Tuhanku maka Dia memberikan izin kepadaku. Dan ketika aku melihat Tuhanku, akupun jatuh bersujud, dan Dia pun membiarkanku selama yang dikehendaki-Nya, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Angkatlah kepalamu, dan mintalah, aku akan berikan yang kau pinta, dan berkatalah, maka perkataanmu akan didengarkan, dan mintakanlah syafa’at dan syafa’atmu akan dikabulkan”, maka akupun mengangkat kepalaku, dan aku memuji Allah dengan segenap pujian yang telah Allah beritahu kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Allah menetapkan bagiku batasan jumlah orang yang dapat diberi syafa’at, kemudian mereka semua dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala, dan ketika aku melihat Tuhanku aku pun jatuh bersujud sebagaimana sebelumnya. Kemudian aku memberikan syafa’at dan Allah Subhanahu wa ta’ala menetapkan bagiku batasan jumlah orang yang diberi syafa’at, maka mereka semua kemudian dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala untuk ketiga, keempat, hingga aku berkata, “Tidak tersisa di dalam neraka kecuali orang-orang yang telah ditetapkan di dalam al-Qur’an, dan orang-orang yang ditetapkan kekal di dalamnya.” Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga Muslim, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan di dalam riwayat yang lain oleh Imam Bukhari, dengan tambahan Nabi saw bersabda dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata laa ilaha ilallah , dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jagung, dan kemudian juga dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata laa ilaha ilallah dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum, dan juga dikeluarkan dari neraka seseorang yang pernah berucap laa ilaha ilallah dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi atau seberat atom/dzarrah. Hadits Ke – 37 Diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, telah berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala, “Aku telam mempersiapkan bagi hambaku yang shalih, surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di benak manusia”, abu hurairah selanjutnya berkata, maka bacalah jika kamu kehendaki “seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu bermacam – macam nikmat yang menyedapkan pandangan mata”.[QS. As- Sajdah17] Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim serta Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah. Hadits Ke – 38 Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ketika Allah menciptakan surga dan neraka, Dia mengutus Jibril untuk melihat neraka, dan kemudian berfirman Lihatlah apa yang ada di dalamnya, dan kenikmatan yang aku janjikan kepada penghuninya di dalamnya. Rasulullah saw melanjutkan Kemudia Jibril datang ke surga dan melihat di dalamnya dan pada kenikmatan yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada para penghuninya di dalamnya, kemudian Rasulullah saw mengatakan kemudian Jibril kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan berkata, “Demi kemulyaan-Mu, tidak seorangpun yang mendengar tentangnya, kecuali akan memasukinya”. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi surga dengan perkara-perkara yang dibenci berbagai kesulitan, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman kepada Jibril kembalilah ke surga, dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan untuk para penghuninya di dalamnya. Rasulullah saw melanjutkan, “kemudian kembalilah Jibril ke surga, maka ketika dia sampai di sana, benar-benar surga telah terlingkupi dengan berbagai kesulitan, kemudia Jibril kembali menemui Allah Subhanahu wa ta’ala dan berkata, Demi Kemulyaan-Mu, aku benar-benar kuatir, bahwa tidak akan seorangpun masuk ke dalamnya’. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, Pergilah ke neraka, dan lihatlah di dalamnya, dan perhatikan terhadap apa yang aku persiapkan bagi para penghuninya’. kemudian ketika Jibril sampai di neraka, dia melihat neraka terdiri dari beberapa tingkatan, yang satu di bawah yang lain, kemudian dia kembali menemui Allah Subhanahu wa ta’ala dan berkata, Demi Kemulyaan-Mu, Tidak seorangpun yang mendengar tentangnya akan memasukinya’. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi Neraka dengan syahwat/kesenangan, dan kemudian berfirman kepada Jibril, Kembalilah ke Neraka’, kemudian Jibril pun kembali ke Neraka, dan kemudian berkata, Demi Kemulyaan-Mu, hamba benar-benar kuatir, tidak seorangpun terbebas kecuali akan memasukinya’” Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau berpendapat hadits ini berdrajat hasan shahih begitu juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn Majah Hadits Ke – 39 Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri dari Nabi saw, beliau bersabda, “surga dan neraka berdebat, kemudian neraka berkata bagianku aku dimasuki orang-orang yang suka menindas dan sombong’, dan surga berkata, bagianku orang-orang yang lemah dhu’afa dan orang-orang miskin’, maka Allah memberi keputusan diantara mereka, Sesungguhnya engkau surga adalah kasih sayangku, denganmu aku kasihi siapa saja yang aku kehendaki, dan engkau neraka adalah adzabku, dengamu aku mengadzab siapa saja yang aku kehendaki, dan bagi kamu berdua, akulah yang menentukan isinya’”. Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan juga oleh Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi Hadits Ke – 40 Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri beliau berkata, telah bersabda Nabi saw, sesungguhnya Allah berfirman kepada semua penduduk surga, “Wahai para penghuni surga”, mereka menjawab, “Kami datang memenuhi panggilanmu wahai Tuhan kami dan kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu”, Allah berfirman, “Apakah kalian Ridlo/puas terhadap segala nikmat- Ku ?”, mereka menjawab, “apakah lagi yang membuat kami tidak ridlo wahai Tuhanku, sedangkan engkau benar-benar telah memberikan nikmat yang tidak engkau berikan kepada seorang lainpun dari makhlukmu”, kemudian Allah berfirman, “maukah kalian aku berikan nikmat yang lebih baik dari itu semua?”, mereka menjawab, “Wahai Tuhanku, nikmat yang mana lagikah yang lebih utama dari nikmat itu semua?”, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Aku melimpahkan kepadamu keridloanku, maka tidak akan ada lagi kemurkaanku pada kalian setelah ini, selamanya”. Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim dan Imam Tirmidzi.

.
  • xlhv704dst.pages.dev/530
  • xlhv704dst.pages.dev/188
  • xlhv704dst.pages.dev/770
  • xlhv704dst.pages.dev/98
  • xlhv704dst.pages.dev/387
  • xlhv704dst.pages.dev/105
  • xlhv704dst.pages.dev/949
  • xlhv704dst.pages.dev/977
  • xlhv704dst.pages.dev/836
  • xlhv704dst.pages.dev/602
  • xlhv704dst.pages.dev/32
  • xlhv704dst.pages.dev/111
  • xlhv704dst.pages.dev/142
  • xlhv704dst.pages.dev/217
  • xlhv704dst.pages.dev/494
  • hadits qudsi yang menggetarkan jiwa