Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tantang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang melakukan tindakan
PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIAL Dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai adanya perilaku yang menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Perilaku yang menyimpang mengakibatkan terjadinya pelanggaran. Pelanggaran tersebut terjadi karena seorang individu atau kelompok tidak bisa bersosialisasi secara sempurna. Hal tersebut menyebabkan individu atau kelompok terjerumus ke dalam pola perilaku yang menyimpang. Dengan kata lain, terjadilah penyimpangan sosial dalam kehidupan. Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut dengan deviasi deviation, sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut divian deviant. Pada masyarakat tradisional penyimpangan jarang sekali terjadi dan dapat dikendalikan. Sebaliknya, pada masyarakat modern, penyimpangan dirasa semakin banyak dan bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak lainnya. Salah satu bentuk penyimpangan adalah penyimpangan sosial. Seperti halnya kebudayaan yang bersifat relatif maka penyimpangan sosial juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang memiliki norma dan nilai yang berbeda. Pengertian penyimpangan sosial sangat beragam. Berikut ini pengertian penyimpangan sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, Terjemahan. Robert Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang dalam buku materi pokok pengantar sosiologi. Penyimpangan sosial terlihat dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang disebut nonkonformitas. Jadi, pada dasarnya perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang atau sifat sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau kelompok, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan. Tidak semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi sehingga cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan menyimpang. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut. Perbedaan status kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. Banyaknya pemuda putus sekolah drop out dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. Keluarga yang berantakan broken home dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan¬kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas. TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut Teori Anatomi Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar. Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk meyempurnakan tata nilai yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini terjadi inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Teori Pengendalian Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut. Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap lembaga dasar masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan masyarakat, akan semakin baik karena bisa menghayati norma sosial yang dominan yang berlaku dalam masyarakat. Teori Reaksi Sosial Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan sekunder. Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media massa sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus ia tanggung adalah adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat akan dirinya. Teori Sosialisasi Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang. Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut. Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat. Penghuni berstatus ekonomi rendah. Kondisi perkampungan yang sangat buruk. Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi. Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal 1938, menemukan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal dan wajar. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa. Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok, berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan dan media massa. Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan PERILAKU MENYIMPANG SEBAGAI HASIL PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI SUB KEBUDAYAAN MENYIMPANG Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang. Contoh seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang menganggap perbuatan minum-minuman keras, pelacuran, dan perkelahian sebagai hal yang biasa, maka anak tersebut akan melakukan perbuatan menyimpang yang serupa. Menurut ukuran masyarakat luas, perbuatan anak tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, maka perbuatan anak tersebut dapat dikategorikan menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi diartikan sebagai suatu keadaan di masyarakat tanpa norma. Konsep anomi yang dikemukakan oleh Emilie Durkheim adalah keadaan yang kontras antara pengaruh subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat. Seakan-akan tidak mempunyai aturan-aturan untuk ditaati bersama. Keadaannya menjadi chaos atau kekacauan yang sulit diatasi. Padahal cukup banyak aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam masyarakat yang disebut konformitas. Jika aturan ini dilanggar disebut deviasi. Apabila pelanggaran sudah dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu akhirnya menjadi konformitas. Contoh perbuatan menyuap seakan-akan menjadi konformitas, dan perbuatan siswa mencontek pada waktu ulangan. Menurut Robert K. Merton keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangan sosial. Dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu-individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting dalam kebudayaan dan juga mempelajari cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan budaya tersebut. Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu konformitas, inovasi ritualisme, pengasingan diri, dan pem-berontakan. 1. Konformitas Konformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh seseorang yang ingin lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil tidak memakai joki atau contek, tetapi dengan cara belajar sungguh-sungguh. Belajar merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang disetujui dan sudah melembaga dalam masyarakat, sedangkan menjadi PNS merupakan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya. Sikap konformitas ini bukan merupakan keadaan anomis. 2. Inovasi Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Contoh masyarakat mendorong semua anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan yang melimpah. Namun, kenyataannya hanya beberapa orang yang berhasil memperoleh dengan menggunakan cara-cara yang disetujui. Mereka melihat betapa kecilnya kemungkinan untuk berhasil jika mematuhi peraturan, maka mereka berupaya untuk melanggar peraturan yang ada misalnya korupsi. 3. Retualisme Retualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contoh sikap seenaknya dan berbincang – bincang dengan temannya pada waktu upacara. Hal ini menandakan bahwa ia telah melupakan makna upacara. 4. Pengasingan Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. Contoh seseorang yang menjadi pemabuk berat karena frustasi, sehingga dia tidak memperhatikan keluarga, dan pekerjaan. Ia mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal. 5. Pemberontakan Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan dan cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain. Contoh kaum revolusioner. CONTOH PENYIMPANGAN SOSIAL Ada berbagai jenis penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga ataupun masyarakat. Berikut ini beberapa contoh penyimpangan sosial, antara lain yaitu penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di luar nikah, perilaku kriminal, dan homoseksualitas. Penyalahgunaan Narkotika Penyalahgunaan narkotika dengan dosis teratur dapat bermanfaat seperti untuk keperluan kesehatan, yaitu suntikan dalam proses pembedahan atau pada operasi¬operasi sehingga orang tidak merasakan sakit ketika dilaksanakan suatu operasi. Namun, penggunaan dengan dosis melampaui ukuran normal dapat menimbulkan efek negatif, yakni overdosis. Dalam kondisi seperti ini orang akan mengalami penurunan kesadaran, yaitu setengah sadar dan ingatannya menjadi kacau. Menurut hasil penelitian ilmiah Dr. Graham Baliane psikiater, mengemukakan bahwa alasan seorang remaja yang menggunakan narkotika adalah membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya; menunjukkan tindakan yang menentang otoritas orang tua, guru, dan norma sosial; mempermudah penyaluran perilaku seks; melepaskan diri dari kesepian; mencari dan menemukan arti hidup; mengisi kekosongan; menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup; mengikuti kawan-kawan, karena tidak ingin dikatakan sebagai pecundang; sekadar iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu. Penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan perbuatan yang merusak dengan segala akibat negatifnya. Seseorang yang sudah merasa tergantung akan narkotika bisa merugikan diri sendiri dan hancurnya kehidupan masa depan. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius, antara lain sebagai berikut. Candu dan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somniferum. Morfin merupakan zat yang diper¬oleh dari candu. Umumnya morfin berwarna putih dan berwujud bubukan serta berasa pahit. Jenis lainnya adalah heroin dan kokain. Alkohol mempunyai sifat me¬nimbulkan gangguan pada susunan saraf. Apabila diminum pada awalnya akan merasa senang, akan tetap lama kelamaan dapat me¬nimbulkan kesadarannya merendah, badan terganggu dan lain sebagainya. Kokain diperoleh dari tumbuhan Erythroxylon coca, termasuk jenis tumbuhan semak yang tingginya 2 cm. Daunnya mengandung zat pembius, banyak dipakai untuk operasi. Ganja atau mariyuana diperoleh dari tumbuhan yang bernama Canabis Sativa. Cocok di daerah tropis dan sub tropis. Kafein yang terkandung dalam kopi memengaruhi susunan saraf dan jantung. LSD Lusergic acid Diethylamide dapat menyebabkan halusinasi atau bayangan dengan bermacam-macam khayalan. Tembakau mengandung racun nikotin yang keras. Nikotin merangsang susunan urat saraf sehingga dapat menimbulkan ketagihan. Perilaku Seksual di Luar Nikah Adanya gambar-gambar porno baik itu di media cetak dan media elektronik dapat mendorong timbulnya perilaku seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar pernikahan dianggap sebagai pelanggaran norma, baik itu norma agama maupun norma sosial yang ada. Oleh karena itu, sejak dulu manusia telah membuat seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan perilaku seksual, agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial. Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan kematian. Virus tersebut lebih dikenal dengan nama HIV Human Immuno Deciency Virus. Virus ini adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit. Virus HIV dapat menular lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh, pemakaian jarum suntik secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain. Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu sebagai berikut. Demam tinggi lebih dari satu bulan. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat. Diare lebih dari satu bulan. Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan. Perilaku Kriminal Lainnya Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan juga termasuk dalam perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial. Pelakunya dapat dikenai hukuman mati, penjara, atau pencabutan hak-hak oleh negara. Sanksi yang tegas tersebut dimaksudkan untuk menekan dan mengendalikan tindakan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Pada dasarnya kriminalitas adalah semua bentuk perilaku warga masyarakat yang telah dewasa dan bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama adalah hukum pidana. Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya kriminalitas, yaitu dengan adanya kepincangan sosial, tekanan mental, dan kebencian. Bisa juga karena adanya perubahan masyarakat dan kebudayaan yang cepat tetapi tidak dapat diikuti oleh seluruh anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Homoseksualitas Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan dengan norma sosial dan norma agama. Kenakalan Remaja Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena remaja sebagai generasi penerus terperosot ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan antisocial yang dilakukan oleh remaja, bila hal ini dilakukan orang dewasa termasuk tindak kejahatan. Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan norma yang menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun serta belum menikah. Perkelahian Pelajar Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena merupakan bentuk perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut dengan istilah tawuran. Tawuran berbeda dengan per-kelahian satu lawan satu. Perkelahian satu lawan satu tidak mendatangkan akibat luas, bahkan sebagian masyarakat menganggap sebagai lambing sportivitas dan kejantanan. Perkelahian pelajar berkaitan dengan krisis moral akrena tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma sosial. Biasanya para pelajar yang terlibat perkelahian tidak memikirkan risiko yang akan ditanggung kemudian. Tindak Kenakalan Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya. Penyimpangan Budaya Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain a. Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. b. Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. Sumber Perilaku Menyimpang Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi. Jakarta Grafindo Persada.
Seorangindividu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar semasa kecil, ia melihat orang-orang di lingkungan tempat tinggal melakukan perilaku menyimpang pula. Berdasarkan contoh tersebut, teori perilaku menyimpang yang sesuai adalah A. Asosiasi diferensial B. Labelling C. Konflik D. Fungsionalisme E. Sruktural 19.
AJJawaban yang tepat adalah A. Asosiasi Diferensial Teori Differential Association menurut Sutherland berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda, penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. DIdalam soal dijelaskan bahwa individu belajar menyimpang dari lingkungan sekitarnya dan melihat individu lain menyimpang, sehingga teori perilaku yang seusai adalah asosiasi diferensial, dimana ia bersosialisasi dan menyatu dengan lingkungan yang diferensial berbeda dengan dirinya. Sehingga jawaban yang tepat adalah A. Asosiasi DiferensialYah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Karenaitu, perilaku menyimpang juga merupakan hasil dari proses
Tujuan dari makalah ini adalah agar kelak kehidupan di masyarakat dapat terkontrol dengan baik dan jauh dari perilaku individu yang menyimpang yang dapat merugikan para generasi mudah itu sendiri, karena generasi muda tersebut adalah para penerus bangsa. Oleh sebab itu, para remaja harus dihindarkan dari perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. bahwa perilaku individu yang menyimpang bukanlah sebuah masalah yang saja baru muncul. Masalah ini telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah penyimpangan ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan tersebut masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku yang menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan tersebut. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH PERILAKU ORGANISASI 4PERILAKU INDIVIDU YANG MENYIMPANGWINA KARTIKADosen Pengampu Dr. Sentot Imam Wahjono, MUHAMMADIYAH SURABAYAAPRIL 2022 TUJUANTujuan dari makalah ini adalah agar kelak kehidupan di masyarakat dapat terkontroldengan baik dan jauh dari perilaku individu yang menyimpang yang dapat merugikan paragenerasi mudah itu sendiri, karena generasi muda tersebut adalah para penerus sebab itu, para remaja harus dihindarkan dari perilaku-perilaku menyimpang yangdapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. bahwa perilaku individu yang menyimpangbukanlah sebuah masalah yang saja baru muncul. Masalah ini telah lama lahir dan hadirdalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah penyimpangan ini tetap saja adadan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah tidak ada tindakan yang banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dantelah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut. Padakenyataannya, hingga saat ini penyimpangan tersebut masih terus terjadi meskipun aturanatau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan olehkurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku yangmenyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan tersebut LITERATURMasalah sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan ataumasyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakanakibat interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok maupun antarkelompok. Kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial olehmasyarakat tergantung dari system sosial masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalanyang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya,kemiskinan, kriminalitas, masalah kependudukan, masalah generasi muda dalammasyarakat modern. Perilaku menyimpang pada remaja merupakan masalah sosial yangsering kita temui dalam kehidupan bermasyarakat. Masalah sosial merupakan masalah yangidentik dengan perilaku para remaja ini sedang dicari jalan keluarnya. Namun untukmengetahui dan mencegah perilaku menyimpang yang juga merupakan masalah sosial inimaka terlebih dahulu harus di telusuri penyebab mengapa seseorang bisa sampai berbuatatau berperilaku menyimpang. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumbermasalah sosial karena dapat membahayakan masyarakat secara umum. Disebut perilakumenyimpang karena ada norma dan niali-nilai yang tidak di ikuti atau melanggar dariketentuan norma dan nilai-nilai yang sudah berlaku di dalam ketentuan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai di dalam tatanan masyarakat tersebutberarti telah menyimpang. Apalagi dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini yang maju begitu pesat dansudah merambah kedalam kehidupan masyarakat kalangan atas maupunmasyarakat kalangan bawah. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologikomunikasi. Transportasi yang mengundang masyarakat semakin konsumtif. Sehinggamempengaruhi perilaku dan gaya hidup mereka terutama para remaja yang sedang dalammasa transisi. Pada zaman yang sudah semakin maju seperti ini remaja dapatmenggunakan teknologi apa saja yang dapat menyalurkan kepentingnnya, sehingga kadangdalam menggunakannya yang tanpa batas membuat mereka bertindak sesuai denganumurnya, maka munculah perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang adadalam masyarakat sehingga melanggar hukum yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yangdisebut dengan kenakaln remaja. Apa yang menyebabkan seorang remaja berperilakumenyimpang selain dengan adanya modernisasi ? Masalah-masalah apa saja yangterjadi pada masa remaja ? Dan bagaimana cara mengatasi perilaku menyimpang yangdilakukan para remaja?.PERILAKU INDIVIDU YANG MENYIMPANGA. Pengertian Perilaku MenyimpangPerilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangansosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan,baik dalam sudut pandang kemanusiaan agama secara individu maupunpembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan,atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat. Secara umum perilaku individuatau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlakusecara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita menurut pendapat para ahli mengenai perilaku menyimpanga. Paul B. Horton, ia mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalahperilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadapnorma-norma kelompok ataupun Bruce J. Cohen, ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiapperilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendakmasyarakat atau kelompok tertentu dalam Robert Lawang, ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalahsemua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalamsuatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenangdalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut. d. James Van der Sander, ia berpendapat bahwa yang dimaksud perilakumenyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luarbatas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang menyimpang sering terjadi pada remaja baik dikalangan atasmaupun dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Di kota-kota besarterdapat banyak sekali kasus pergaulan bebas. Dikalangan remaja telah mencapaidititik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudahmemasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunyabukan hanya dari kalangan SMA, bahkan sudah merambat ke kalangan Penyebab Perilaku MenyimpangAda beberapa faktor yang menyebabkan individu atau kelompok melakukanpenyimpangan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain1. Individu biasanya menghayati nilai-nilai dari beberapa orang yang cocokdengan dirinya. Bilamana sebagian besar teman menyimpang, maka individutersebut kemungkinan besar akan menjadi Adanya imitasi atau meniru perilaku orang lain. Peniruan perilaku ini banyakdilakukan oleh individu yang masih berusia Masyarakat yang memiliki banyak nilai dan norma, di mana di antara satudengan lainnya saling bertentangan. Tidak terdapat seperangkat nilai dannorma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Kondisi initerjadi pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan darimasyarakat tradisional ke masyarakat Anggota masyarakat Indonesia yang mempunyai mental mengambil jalanpintas. Anggota masyarakat yang ingin cepat memperoleh kedudukan ataukekayaan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma Adanya pemberian cap atau label oleh masyarakat terhadap individu ataukelompok. Pemberian cap atau label ini yang menyebabkan individu ataukelompok melakukan Penyimpangan sosial terjadi disebabkan karena keterikatan individuterhadap kelompoknya Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang 1. Penyimpangan yang bersifat positif, adalah suatu perbuatan yang tidak sesuaidengan aturan atau norma yang berlaku umum yang mempunyai dampak positifterhadap sistem sosial di mana ia tinggal. Seseorang dikatakan menyimpangsecara positif ketika ia merealisasikan cita-citanya akan tetapi masyarakat belumbisa menerima cara yang ia pergunakan ataupun cita-cita yang ia penyimpangan yang bersifat positif adalah seorang wanita yangbercita-cita sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanitakarier. Bagi sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatupenyimpangan, namun dari penyimpangan tersebut ada dampak positif yangmuncul dari dalam dirinya yaitu emansipasi wanita. Karena ia telah bersifat muliayaitu mau menjadi seorang dokter atau bersosial kepada orang lain ataumasyarakat dengan menjadi seorang Penyimpangan yang bersifat negative, adalah suatu perbuatan ataukecenderungan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah danberakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial yang ada. Penyimpanganterhadap kaidah hukum positif maka akan nada hukum dan sanksi yang jelas dariNegara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif adalah pencurian,pembunuhan, prostitusi, pemerkosaan, pemabuk, penjudi, dan Macam-Macam Perilaku MenyimpangPerilaku menyimpang dapat kita golongkan atas tindakan kriminal ataukejahatan, penyimpangan seksual, penyimpangan dalam bentuk pemakaian,dan pengedaran obat terlarang, serta penyimpangan dalam gaya Tindakan kriminal atau kriminal maupun kejahatan umumnya bertentangan dengannormasosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Yangtermasuk ke dalam tindakan kriminal antara lain pencurian, penganiayaan,pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakankejahatan ini biasanya menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda,cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa. Tindak kejahatan mencakup pulasemua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilannegara, seperti korupsi, makar, subversi, dan terorisme. Emile Durkheimmenyebut penyimpangan sebagai kejahatan, sedangkan ahli sosiologi lainmembuat klasifikasi berbeda. Light, Keller, dan Calhoun membedakan tipekejahatan menjadi empat yaitu Kejahatan tanpa korban crime without victim. Kejahatan ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban,contohnya perbuatan berjudi, penyalahgunaan obat bius, mabuk-mabukan. Meskipun tidak membawa korban, perilaku-perilaku initetap digolongkan sebagai perilaku menyimpang oleh seperti ini dapat mengorbankan orang lain apabilamenyebabkan tindakan negatif lebih lanjut.Kejahatan terorganisasi organized crimePelaku kejahatan merupakan komplotan yang secaraberkesinambungan dengan melakukan berbagai cara untukmendapatkan uang atau kekuasaan dengandengan jalan menghindari hukum. Misalnya komplotan korupsi peminjaman uang dengan bunga tinggi rentenir. Kejahatan terorganisasiyang melibatkan hubungan antarnegara disebut kejahatanterorganisasi transnasional. Contoh penjualan bayi ke luar negeri,jaringan narkoba internasional.Kejahatan kerah putih white collar crime Kejahatan ini merupakan tipe kejahatan yang mengacu padakejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yangberstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya. Contoh penghindaranpajak, penggelapan uang perusahaan oleh pemilik perusahaan, ataupenjabat negara yang melakukan korupsi.Kejahatan korporat corporate crimeKejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atasnama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekankerugian. Misalnya suatu perusahaan membuang limbah racun kesungai dan mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagaijenis Penyimpangan SeksualPenyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazimdilakukan. Contoh Perzinahan ialah hubungan seksual di luar nikah.Lesbianisme ialah hubungan seksual yang dilakukan oleh sesamawanita.Homoseksual ialah hubungan seksual yang dilakukan oleh sesamalelaki.Kumpul kebo ialah hidup seperti suami istri tanpa nikah. Sodomi ialah hubungan seks melalui anus.Transvestitisme ialah memuaskan keinginan seks denganmenggunakan pakaian lawan jenis.Sadisme ialah pemuasan seks dengan menyakiti orang lain.Pedophilia ialah memuaskan keinginan seks dengan mengadakankontakseksual dengan anak-anak3. Pemakaian dan Pengedaran Obat TerlarangPenyimpangan dalam bentuk pemakaian dan pengedaran obatterlarangmerupakan bentuk penyimpangan dari nilai dan norma sosialmaupun negatifnya bukan hanya pada kesehatan fisik danmental seseorang, tetapilebih jauh pada eksistensi sebuah terlarang adalah narkotikaganja, candu, putaw, psikotropika estasy,amphetamine, magadon, dan alkohol. Penyalahgunaan obat-obat terlarangmemang lebih banyak terjadi padakaum remaja karena perkembangan emosimereka yang belum stabil, cenderung ingin mencoba, kepribadian yangcenderung asosial tidak mempertimbangkan orang lain.4. Penyimpangan Dalam Bentuk Gaya HidupPenyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari biasanyaantara lainsikap arogansi dan eksentrik. Sikap arogansi antara lainkesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kekayaan,kekuasaan dan kepandaian. Sikap arogan bisa saja dilakukan seseorangyang ingin menutupi kekurangan yang dimilikinya. Sikap eksentrik ialahperbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh, sepertianak-anak memakai anting-anting atau benda lainnya yang biasa dikenakanwanita dan seniman atau pemuda yang berambut panjang. Anthony Giddensmenambahkan satu jenis kejahatan, yaitu kejahatan pemerintahangovernmental crime. Selain itu, denga berkembangnya teknologi informasi,muncul jenis kejahatan baru yang dinamakan kejahatan dunia maya cybercrime. Contoh peryebaran virus komputer, pornografi, pencuriankartukredit, atau merusak sistem sebuah organisasi. Tindakan yangmenyimpang tidak akan terjadi apabila orang-orang memiliki kecenderunganuntuk lebih mementingkan kaidah-kaidah yang dominan dan disertaikesadaran untuk melaksanakannya. Pudarnya kesadaran dan kepercayaanmasyarakat terhadap suatu norma akan menyebabkan masyarakat tersebut hidup dalam ketidakteraturan anomie dan dihadapkan pada berbagaimasalah Pencegahan Perilaku Menyimpang1. merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukankepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentukdengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungankeluarga yang baik begitu Lingkungan tempat tinggal dan teman tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadianseseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggaldalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam melakukanibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik makakeadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baiksehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga Media massa Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadahsosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massaadalah apabila kamu ingin menonton acara di televisi dengan memilih acarayang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawapengaruh tidak DAN SARANSecara umum perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengannilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalamkehidupan kita sehari-hari. Berikut menurut pendapat para ahli mengenai perilakumenyimpang a. Paul B. Horton, ia mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yangdinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma kelompokataupun masyarakat. b. Bruce J. Cohen, ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilakuyang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat ataukelompok tertentu dalam Robert Lawang, ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah semuatindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistemsosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem tersebutuntuk memperbaiki perilaku tersebut. Perilaku menyimpang sering terjadi pada remaja baik dikalangan atas maupundikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Dikalangan remaja telah mencapaidititik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Ada beberapa faktor yangmenyebabkan individu atau kelompok melakukan penyimpangan sosial 1. Individu biasanya menghayati nilai-nilai dari beberapa orang yang cocok dengandirinya. Bilamana sebagian besar teman menyimpang, maka individu tersebutkemungkinan besar akan menjadi Adanya imitasi atau meniru perilaku orang lain. Peniruan perilaku ini banyakdilakukan oleh individu yang masih berusia anak-anak. 3. Masyarakat yang memiliki banyak nilai dan norma, di mana di antara satudengan lainnya saling bertentangan. Tidak terdapat seperangkat nilai dan normayang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. 4. Anggota masyarakat Indonesia yang mempunyai mental mengambil jalan masyarakat yang ingin cepat memperoleh kedudukan atau kekayaandengan cara-cara yang melanggar norma-norma sosial. 5. Adanya pemberian cap atau label oleh masyarakat terhadap individu ataukelompok. Pemberian cap atau label ini yang menyebabkan individu ataukelompok melakukan penyimpangan. Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia merealisasikan cita-citanyaakan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara yang ia pergunakan ataupun cita-citayang ia inginkan. Contoh penyimpangan yang bersifat positif adalah seorang wanita yangbercita-cita sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanita yang bersifat negative, adalah suatu perbuatan atau kecenderunganbertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehinggamengganggu sistem sosial yang ada. Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif makaakan nada hukum dan sanksi yang jelas dari Negara. Tindak kriminal maupun kejahatanumumnya bertentangan dengan normasosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan, sedangkan ahlisosiologi lain membuat klasifikasi Kejahatan tanpa korban crime without victim. Kejahatan ini tidak mengakibatkanpenderitaan pada korban, contohnya perbuatan berjudi, penyalahgunaan obatbius, mabuk-mabukan. Meskipun tidak membawa korban, perilaku-perilaku ini tetapdigolongkan sebagai perilaku menyimpang oleh masyarakat. Misalnya komplotankorupsi peminjaman uang dengan bunga tinggi rentenir. 2. Kejahatan terorganisasi yang melibatkan hubungan antarnegara disebut kejahatanterorganisasi transnasional. Kejahatan ini merupakan tipe kejahatan yang mengacupada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatustinggi dalam rangka pekerjaannya. Contoh penghindaran pajak, penggelapan uangperusahaan oleh pemilik perusahaan, atau penjabat negara yang melakukankorupsi. Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas namaorganisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. 3. Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dalam bentuk pemakaian dan pengedaran obat terlarang merupakanbentuk penyimpangan dari nilai dan norma sosial maupun negatifnyabukan hanya pada kesehatan fisik dan mental seseorang, tetapilebih jauh padaeksistensi sebuah obat terlarang adalah narkotikaganja, candu,putaw, psikotropika estasy, amphetamine, magadon, dan obat-obat terlarang memang lebih banyak terjadi padakaumremaja karena perkembangan emosi mereka yang belum stabil, cenderung inginmencoba, kepribadian yang cenderung asosial tidak mempertimbangkan oranglain. 4. Sikap arogan bisa saja dilakukan seseorang yang ingin menutupi kekurangan yangdimilikinya. Contoh peryebaran virus komputer, pornografi, pencurian kartukredit,atau merusak sistem sebuah organisasi. Keluarga merupakan awal prosessosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Lingkungan tempat tinggaljuga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangansosial. Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadahsosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKAColquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior. McGrawHill. New York. Griffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston Houghtton Muhlin Company. Harahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Gareth R. George, Jennifer M.. 2014. Contemporary Management. Global Hill. Lipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis,Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69. Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. Singapore. Mohr, Lawrence B. 2012. Explaining Organiztion Behavior. San Fransisco Jossey – BassPublishers Palazzeschi, Letizia. Bucci, Ornella, and Di Fabio, Annamaria. 2018. Re-thinking Innovation inOrganizations in the Industry Scenario New Challenges in a Primary PreventionPerspective. Frontiers in Psychology Journal. January. doi Juergen. 2017. Organizational Change and industry id4. A perspective on possiblefuture challenges for Human Resources Management. Industrie von Morgen. Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson Boston. Anis Rahmawati Ningrum, Sentot Imam Wahjono*, Andi Wardhana, Noer Choidah Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. SiantarTop, Tbk di Sidoarjo. Isoquant Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. DOI PDF Journal homepage e-ISSN 2599-0578. ISSN 2599-7496. Vol. 5, Oktober 2021, Publisher UniversitasMuhammadiyah Ponorogo. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rahim, Abdul Rahman. Rasulong, Ismail. Indrayani, TriIrfa. 2020. Perilaku Organisasi, di era revolusi industri Penerbit RajaGrafindo Perkasa,Depok, Jakarta, Indonesia. ISBN No. 978-623-231-440-5. pp 274 + xviii. Similarity Check byTurnitin 10% 13/09/2020. Wahjono, Sentot Imam. 2009. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu Publisher, Yogyakarta, ISBN 756-594-7, pp 321+ xvii. Link ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
1 Menurut ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang pokok pendidikan nomor 12 tahun 1952, anak tunalaras adalah individu yang mempunyai tingkah laku menyimpang/berkelainan, tidak memiliki sikap, melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma sosial dengan frekuensi yang cukup besar, tidak/kurang mempunyai toleransi terhadap kelompok dan orang lain, serta mudah terpengaruh oleh
Desember 22nd, 2015 by putri novitasari Leave a reply » A. Perilaku Menyimpang Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan. Sisi yang menarik bukan saja karena pemberitaan tentang berbagai perilaku manusia yang ganjil itu dapat mendongkrak media massa dan ratting dari suatu mata acara di stasiun televisi, tetapi juga karena tindakan-tindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat. Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Menurut MZ. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dari sistem sosial dan mneimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang. Menurut Paul B. Horton Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat. Antropologi juga mempelajari perilaku menyimpang karena orang-orang yang berperilaku menyimpang cenderung mengabaikan nilai-nilai budaya kelompok atau masyarakatnya. Melalui nilai-nilai budaya maka akan diketahui karakteristik, tata aturan, dan kaidah-kaidah yang ada dalam kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian akan diketahui pula berbagai perilaku spesifik dari masing-masing kelompok dan berbagai perbedaan berperilaku di antara anggota-anggota masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk memahami “penyimpangan” perilaku yang dilakukan oleh etnis atau kultur tertentu. B. Rangkaian Kejadian yang Menyebabkan Seseorang Melakukan Penyimpangan 1. Penyimpangan Primer Rangkaian pengalaman atau karier menyimpang seseorang dimulai dari penyimpangan-penyimpangan kecil yang mungkin tidak disadarinya. Jenis penyimpangan semacam itu disebut dengan penyimpangan primer. Penyimpangan jenis ini dialami oleh seseorang mana kala ia belum memiliki konsep sebagai penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang. Bentuk penyimpangan primer ini biasanya dialami oleh seseorang yang tidak menyadari bahwa perilakunya dapat menjurus ke arah penyimpangan yang lebih berat. Sekelompok anak yang mengambil mangga dari pohon milik tetangga tanpa meminta izin terlebih dulu pada pemiliknya dianggap sebagai bagian dari kenakalan biasa, bukan suatu bentuk pencurian. Sepasang remaja yang sedang berpacaran dianggap tidak menyimpang sepanjang mereka tidak melakukan hubungan seks pranikah. 2. Penyimpangan Sekunder Penyimpangan yang lebih berat akan terjadi apabila seseorang sudah sampai pada tahap penyimpangan sekunder. Yaitu, suatu tindakan menyimpang yang berkembang ketika perilaku dari si penyimpang itu mendapat penguatan melalui keterlibatannya dengan orang atua kelompok yang juga menyimpang. Bentuk penyimpangan sekunder itu juga berasal dari hasil penguatan penyimpangan primer. Jadi, misalnya pada sekelompok anak yang menganggap mencuri mangga milik tetangga itu merupakan tindakan kenakalan biasa, dan mereka melakukan kegiatan itu berkali-kali hingga usia remaja dan yang dicuri tidak saja buah mangga tetangga, tetapi juga barang-barang berharga lainnya, maka tindakan negatif itu lama kelamaan menjadikan dirinya sebagai pencuri kelas kakap. Apalagi jika masyarakat membiarkan tindakan itu tanpa melakukan kontrol sosial atau memberi hukuman berat terhadap perilaku mereka. Demikian pula bila sepasang remaja yang sedang berpacaran dan terseret arus pergaulan bebas, menghalalkan hubungan seks pranikah, maka ada kecenderungan kuat, entah itu pada pihak perempuan maupun laki-lakinya, lebih mudah masuk ke dalam dunia prostitusi. C. Sub Kebudayaan Menyimpang Perilaku menyimpang tidak saja dilakukan secara perorangan tapi tak jarang juga dilakukan secara berkelompok. Penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok disebut dengan sub kebudayaan menyimpang. Sub kebudayaan adalah sekumpulan norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan, atau gaya hidup yang berbeda dari kultur dominan. Contoh sederhana yang dapat menunjukkan keberadaan berbagai sub kebudayaan adalah dalam dunia seni lukis. Para seniman yang beraliran ekspresionis memiliki keunikan tersendiri dalam menuangkan ide dan gaya lukisannya dibandingkan dengan pelukis yang beraliran naturalis. Bila pelukis naturalis lebih senang menggambar benda atau keadaan sesuai dengan aslinya, maka para penganut ekspresionis cenderung menggambarkan sesuatu menurut persepsi sang pelukis dan terkadang hasil lukisannya terkesan tak dimengerti orang lain. D. Teori Perilaku Menyimpang Anomie Teori anomie berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan akhirnya menjadi menyimpang. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an. 2. Teori Sosialisasi Teori ini menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Salah seorang ahli teori belajar yang banyak dikutip tulisannya adalah Edwin H. Sutherland. Ia menamakan teorinya dengan Asosiasi Diferensial. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari sub kebudayaan atau di antara teman-teman sebaya yang menyimpang. 3. Teori Labeling Teori labeling menjelaskan penyimpangan terutama ketika perilaku itu sudah sampai pada tahap penyimpangan sekunder. Analisis tentang pemberian cap itu dipusatkan pada reaksi orang lain. Artinya ada orang-orang yang memberi definisi, julukan, atau pemberi label pada individu-individu atau tindakan yang menurut penilaian orang tersebut adalah negatif. Seseorang yang melakukan perilaku menyimpang berulang-ulang, di cap oleh masyarakat sekitar karena sering melakukan penyimpangan sosial. 4. Teori Kontrol Ide utama di belakang teori kontrol adalah bahwa penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. Oleh sebab itu para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum. 5. Teori Konflik Teori konflik lebih menitik beratkan analisisnya pada asal-usul terciptanya suatu aturan atau tertib sosial. Teori ini tidak bertujuan untuk menganalisis asal-usul terjadinya pelanggaran peratutan atau latar belakang seseorang berperilaku menyimpang. Perspektif konflik lebih menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompoknya. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok elite, maka kelompok-kelompok itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang dapat melayani kepentingan-kepentingan mereka. Sumber Dwi Narwoko, J., dan Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta Kencana. Previous Entry Materi Antropologi Kelas X Bab 3 Internalisasi Nilai-Nilai Budaya dalam Pembentukan Kepribadian dan Karakter Next Entry Ulasan Akhir 10 Blog Sejawat
SedangkanSheldon, seorang kriminolog dari Inggris membedakan bentuk tubuh manusia menjadi tiga yaitu: 1. Endomorph (bulat, halus, gemuk) Orang dengan ciri-ciri tubuh seperti ini terpengaruh untuk melakukan perilaku menyimpang karena sangat mudah tersinggung dan cenderung suka menyendiri. 2.
KEGELAPAN “MOVE ON” KECAHAYAANDefinisi Kontrol SosialSuatu proses baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma — norma social Soejono Soekanto, 1981 57. Control social diperlukan dalam masyarakat karena tidak semua anggota dari suatu masyarakat akan patuh dan taat terhadap berbagi norma yang berlaku disuatu tempat. Untuk itu diperlukan suatu pengontrol dalam suatu masyarakat. Kontrol Sosial memiliki dua bentuk yaitu secara persuasive dan koersif. Dikatakan secara persuasif apabila pengendalian kepada masyarakat dilakukan dengan cara membimbing atau mengarahkan masyarakatuntuk mematuhi norma-norma social yang berlaku. Sedangkan yang di sebut sebagai pengenndalian secara koersif yaitu dilakukan dengan cara kekerasan atau ancaman dengan menggunakan kekuatan secara fisik. Sebenarnya pengendalian social dapat dilakukan melalui cara formal maupun informal. Controlsocialsecara informal dilakukan dengan mendasarkan diri terhadap aturan-aturan tidak tertulis dan tidak ada lembaga formal yang diberi tugas untuk melakukannya . misalnya seperti mengolok-olok, dan mengucilkan. Sedangkan pengendalian social secara formal dilakukan melalui sustu lembaga yang bersifat formal seperti polisi, kejaksaan, pengadilan, dan didasarkan pada aturan-aturan tertulis. Pada masyarakat dengan jumlah warga yang tergolong relatif rendah dan masih mengenal antara satu dengan lainnya dapat melakukan pengendalian social dengan cara langsung tanpa melalui suatu lembaga tertentu. Sarana yang dapat digunakan untuk control social yaitu dapat berupa sanksi dan melalui pemberian penghargaan. Bentuk-bentuk Kontrol SosialPengendalian sosial kontrolsosial bisa dipahami dalam berbagai dimensi antara lain berdasarkan sifatnya preventif dan represif, cara pelaksanaannya persuasif dan koersif, dan jumlah perilaku serta sasaran yang ditinjau individu dan kelompok. Dilihat dari dimensi sifatnyaUpaya Preventif upaya pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan sosial, yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran sosial. Contoh melalui proses sosialisasi tentang ajakan untuk menciptakan pemilu yang damai. Upaya Represif upaya pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran sosial, yang dilakukan untuk mengembalikan kedamaian dan ketertiban masyarakat seperti semula. Contoh penjatuhan hukuman penjara terhadap pidana korupsi. Dilihat dari dimensi cara pelaksanaannya Cara Persuasif upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Contoh seorang guru menasihati siswanya yang membolos sekolah. Cara Koersif upaya pengendalian yang dilakukan dengan melakukan tindakan yang sifatnya memaksa masyarakat agar bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Contoh penggusuran PKL Pedagang Kaki Lima oleh petugas ketertiban dapat dibilang Satpol Pamong Praja PP. Dilihat dari dimensi pelaku dan sasarannya Pengendalian sosial yang dilakukan individu terhadap individu lain. Contoh seorang guru memperingatkan seorang siswa yang membolos sekolah. Pengendalian sosial yang dilakukan individu terhadap kelompok. Contoh seorang polisi yang memperingatkan sekelompok remaja yang melanggar lalu lintas, Pengendalian sosial yang dilakukan kelompok terhadap individu. Contoh beberapa orang polisi yang memperingatkan seorang remaja yang mengendarai mobil melebihi batas kecepatan. Pengendalian sosial yang dilakukan kelompok terhadap kelompok lain. Contoh penyuluhan yang dilakukan sekelompok relawan kepada para siswa agar menghindari pemakaian narkoba. Sarana Kontrol Sosial Sanksi punishment Sanksi ditujukan untuk menekan warga masyarakat dengan pemberian pembebanan penderitaan bagi siapa saja yang melanggar norma yang berlaku. Macam-macam sanksi Sanksi ekonomi, yaitu pembebanan penderitaan ekonomi. Seperti denda, ganti Fisik, yaitu pembebanan penderitaan fisik. Seperti dipukul, dicambuk, Psikologis, yaitu pembebanan penderitaan kejiwaan. Seperti dicemooh, diejek, dipermalukan di depan yang Ditanggung Bagi Pelanggar Kontrol Sosial Adapun sanksi yang akan ditanggung atau diperoleh bagi para pelanggar kontrol sosial adalah sebagai berikut Mendapatkan sanksi berupa hukuman pidana, apabila pelanggaran yang dilakukan tersebut melanggar hukum yang tertulis yang ada di Indonesia. Misal Pembunuhan berencana melanggar pasal 351 KUHP. Mendapatkan sanksi berupa digosipkan/pengucilan di kalangan masyarakat sekitar, apabila pelanggaran tersebut melanggar norma dan nilai dalam masyarakat. Misal Seorang wanita bekerja di club malam yang setiap harinya selalu pulang di pagi hari. Maka dengan adanya hal itu, masyarakat sekitar menilai bahwa wanita tersebut dapat dikategorikan sebagai wanita nakal. Agen Kontrol SosialDi dalam masyarakat, terdapat lembaga sosial yang berperan penting dalam melaksanakan pengendalian sosial kontrol sosial, diantara lembaga tersebut adalah 1. Aparat KepolisianPihak yang paling utama yang mempunyai mandat sebagai penegak hukum dan bertugas untuk mengatur ketertiban, keamanan, dan keselamatan masyarakat di berbagai tempat dan waktu. 2. PeradilanLembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum kepada warga masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku. 3. Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat yaitu individu-individu yang dianggap mempunyai pengaruh atau wibawa tertentu oleh warga masyarakat lain. Orang tersebut biasanya disegani dan dihormati. Dia diharapkan mampu mencegah terjadinya berbagai perilaku menyimpang di masyarakat. 4. Adat IstiadatAdat istiadat merupakan tindakan sosial yang ada di masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Warga masyarakat yang melanggar adat/tradisi akan dikenakan sanksi,sanksi tersebut bisa pengucilan dari warga masyarakat sekitar. Pengertian Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang menurut Soerjono Soekanto adalah penyimpangan terhadap kaidah-kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Perilaku menyimpang atau yang sering disebut dengan penyimpangan sosial menurut wikipedia adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau nilai kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan agama secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Secara sederhana kita dapat mengatakan seseorang melakukan perilaku menyimpang apabila dia melakukan suatu tindakan yang menurut anggapan sebagian besar masyarakat tempat dia berada tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma sosial yang berlaku didalamnya. Tindakan penyimpangan sosial pada dasarnya tidak selamanya berupa tindak kejahatan besar, seperti berzina, membunuh, menganiaya, ataupun sejenisnya. Akan tetapi tindakan penyimpangan sosial juga dapat berupa pelanggaran kecil, seperti perkelahian antar teman sebaya, makan dengan tangan kiri, berpacaran hingga larut malam, dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk Perilaku MenyimpangPerilaku menyimpang dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria atau sudut pandang. a. Berdasarkan Sifatnya 1. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Contoh Emansipasi wanita yang melahirkan wanita karir. 2. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk. Contoh penggunaan Berdasarkan Jenisnya1. Penyimpangan primer primary deviation adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang, serta masih bisa dimaklumi dan si pelaku masih bisa di terima dalam masyarakat. Contoh karena sesuatu hal seseorang tidak bisa ikut serta dalam siskamling Penyimpangan sekunder secondary deviation adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Contoh orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk. c. Berdasarkan Bentuknya1. Perilaku menyimpang yang bukan merupakan kejahatan adalah suatu perilaku menyimpang yang tidak termasuk tindakan pidana. Contoh Orang tua yang masih suka bermain kelereng. 2. Perilaku menyimpang yang merupakan kejahatan crime adalahsuatu perilaku menyimpang yang dikenakan sanksi pidana. Contoh Pencurian, pembunuhan. 3. Kenakalan Remaja Jouvenile Delequency adalah perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan oleh remaja. Contoh Perkelahian antar remaja. d. Berdasarkan Pelakunya1. Penyimpangan Individual Individual Deviation adalah penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Contoh seorang anak yang ingin menguasai warisan orang tuanya. Ia mengabaikan saudaranya yang lain. Ia menolak norma-norma tentang pembagian warisan menurut adat masyarakat maupun menurut norma agama. Ia menjual semua peninggalan harta orang tuanya untuk kepentingan diri yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dibedakan atas a Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik. b Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya. d Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain. e Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela. 2. Penyimpangan Kelompok Group Deviation adalah tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya, namun bertentangan dengan norma yang berlaku. Contoh sekelompok orang yang menyelundupkan serta menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang Perilaku MenyimpangSecara umum, perilaku yang digolongkan sebagai penyimpangan sosial antara lain adalah 1. Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat atau lingkungan sekitar tempat kita berada. Misalnya membolos ketika jam-jam sekolah atau kuliah, merokok di area dilarang merokok, memakai sandal butut ke kampus atau ke tempat formal lainnya, membuang sampah di tempat yang tidak semestinya, dan lain Tindakan yang antisosial atau asosiatif, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Contohnya adalah tidak mau berteman, menarik diri dari pergaulan, melakukan penyimpangan seksual seperti menjadi seorang homoseksual dan lesbian, dan lain sebagainya. 3. Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang secara nyata telah melanggar aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orag lain. Contoh yang sering terjadi adalah perampokan, perkosaan, korupsi, penculikan, pembunuhan dan berbagai tindak kejahatan lainnya, baik yang tercatat di kepolisian maupun yang tidak karena tidak dilaporan oleh masyarakat, tetapi nyata-nyata mengancam ketentraman Perilaku MenyimpangMenurut Wilnes dalam bukunya yang berjudul Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan atau kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikutFaktor subjektif adalah faktor yang berasal dariseseorang itu sendiri merupakan sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar lingkungan. Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi. Beberapa penyebab terjadinya perilaku menyimpang Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan yang ada di masyarakat. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak broken home. Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani atau nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan terjadinya perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapaisuatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku Perilaku Menyimpang Teori Pergaulan Berbeda Differential Association Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini, suatu penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang terlebih dulu. Penyimpangan type ini diperoleh melalui proses alih budaya cultural transmission. Contoh perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang. Teori LabellingTeori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert. Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer primary deviation. Contoh pencuri, penipu, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder secondary deviation. Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung. Teori AnomieTeori ini dikemukakan oleh Robert Merton. Menurut teori ini, bahwa perilaku menyimpang adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya berprilaku menyimpang. Teori KonflikTeori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx. Para penganut teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka. Teori SosialisasiTeori ini dikembangkan oleh Edwin H Sutherland. Teori ini berasumsi bahwa perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap dan tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang. Teori Disorganisasi Sosial Teori yang didasarkan pada karya William I. Thomas dan Florian Znaniecki, bahwa teori Disorganisasi sosial berasumsi perilaku menyimpang terjadi karena dalam masyarakat itu terdapat organisasi sosial atau tatanan sosial yang tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Dengan demikian disorganisasi sosial adalah kekacauan Kasus Kontrol Sosial dan Perilaku Menyimpang di MasyarakatTindakan Kriminal penyimpangan sosial- Mantan Nara Pidana - Pukul WIB-Minggu, 18 Maret 2018Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan terhadap responden yang dulunya telah terjerat hal negative penyimpangan sosial yakni tindakan kriminal perampokan dan pembunuhan di masyarakat pada usia 13 tahun sekitar tahun 1982, yang melatarbelakanginya yaitu adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya. Kami menyimpulkan bahwa responden tergolong dalam penyimpangan sosial yang berbentuk tindakan kriminal atau perilaku kejahatan crime yaitu tindakan yang telah melanggar aturan hukum tertulis dan mengancam keselamatan orang lain yang dikenakan sanksi pidana dengan upaya kontrol sosial cara represif dan dimensi cara pelaksanaannya secara persuasif, represif artinya upaya pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran sosial yang dilakukan untuk mengembalikan kedamaian dan ketertiban masyarakat seperti semula, sedangkan persuasif artinya upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dan dimensi pelaku dan sasarannya adalah pengendalian sosial yang dilakukan kelompok terhadap individu. Yang bertindak atau berperan penting sebagai pengendalian sosial kontrol sosial yang sesuai dengan responden ke-1, diantaranya aparat kepolisian, peradilan, tokoh keluarga istri. Adanya kesesuaian dalam Teori Konflik yang dikemukakan oleh Karl Marx. Menurut teori ini, bahwa kejahatan disebabkan oleh konflik perselingkungan yang dilakukan oleh istrinya. Sehingga responden bertindak kejahatan kriminal untuk melampiaskan kemarahannya. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa aparat kepolisian dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka DAFTAR PUSTAKANarwoko,J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan edisi keempat. Jakarta Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru Keempat. Jakarta Rajawali Bambang Suteng. 2006. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta dkk. 2007. Sosiologi Untuk SMA kelas X Semester 2. Malang Gramedia Indotama
11 Latar Belakang. Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya.
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal SMA Sosiologi Acak ★ Ketimpangan Sosial dan Globalisasi - Sosiologi SMA Kelas 12Terdapat kasus seorang individu melakukan tindakan perilaku yang menyimpang karena hasil ia belajar semasa kecil, ia melihat orang-orang di lingkungan tempat tinggal melakukan perilaku menyimpang pula. Pemecahan masalah ini berkaitan dengan teori perilaku menyimpang yaitu asosiasi BENARB. SALAH Pilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PAS Sosiologi SMA Kelas 10Dalam usaha pembangunan kajian Sosiologi terdiri atas beberapa tahap. Salah satunya tahap perencanaan. Pada tahap ini perlu diadakan ….A. Identifikasi kebutuhan masyarakat dan saluran komunikasiB. Percobaan untuk mengkaji gejala sosial di masyarakatC. Pengawasan terhadap kekuatan sosialD. Analisis mengenai dampakE. Interaksi antarindividu Materi Latihan Soal LainnyaJaringan Hewan - Biologi SMA Kelas 11 IPAPAT Bahasa Indonesia SMA Kelas 11IPS Tema 9 SD Kelas 6Geografi SMA Kelas 12PTS PAI Semester 2 Genap SD Kelas 2Logika CPNSMetabolisme Enzim dan KatabolismeEvaluasi IPA SD Kelas 4Listrik Statis - IPA SMP Kelas 9Barisan dan Deret - Matematika SMA Kelas 11Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
Adadua proses pembentukan perilaku menyimpang yaitu: 1. Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang. Perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan kawan yang kurang baik mengakibatkan perilaku menyimpang. 2. Penyimpangan dari sosialisasi yang tidak sempurna.
Faktor penyebab perilaku menyimpang Faktor penyebab perilaku menyimpang sangat beragam. Munculnya perilaku ini bisa berasal dari faktor-faktor internal maupun eksternal. Berikut merupakan beberapa faktor penyebab perilaku menyimpang menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta beberapa sumber lainnya. 1. Faktor internal Penyebab internal penyimpangan perilaku berasal dari dalam diri individu yang mengalaminya. Perilaku yang dimiliki seseorang mungkin disebabkan oleh keturunan, gangguan pada otak, hingga adanya kondisi seperti berikut. Lahir dengan kelainan atau dalam kondisi prematur. Mengidap penyakit tertentu, misalnya infeksi pada otak atau selaputnya. Memiliki anggota keluarga dengan kondisi psikologis seperti psikosis gangguan delusi dan halusinasi atau neurosis kecenderungan terhadap emosi negatif. 2. Faktor eksternal Sementara itu, faktor eksternal penyimpangan perilaku berasal dari luar individu. Perilaku ini muncul sebagai pengaruh dari lingkungan, baik dari keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga pergaulan. Beberapa di antaranya, meliputi masalah rumah tangga, tidak baiknya hubungan dengan orangtua atau anggota keluarga lain, pengalaman traumatis seperti bullying, tekanan dari orang-orang sekitar, dan masalah finansial. Penyimpangan perilaku digolongkan ke dalam lima jenis. Perbedaan antara satu jenis perilaku dengan yang lain dapat dilihat dari bentuk dan penyebab penyimpangannya. Berikut adalah contoh perilaku menyimpang dalam masyarakat. 1. Penyimpangan seksual parafilia Penyimpangan perilaku secara seksual memiliki bentuk yang beragam. Bentuk penyimpangan yang sering ditemui yaitu ketertarikan seksual dengan pasangan tidak wajar, seperti anak-anak dan remaja pedofilia, binatang bestiality, dan mayat nekrofilia. Selain itu, bentuk penyimpangan juga mungkin terjadi pada cara pelakunya dalam mencari kepuasan seksual. Beberapa di antaranya, masokisme, eksibisionisme, serta voyeurisme. 2. Defisiensi moral Individu dengan jenis penyimpangan perilaku ini memiliki kesenangan untuk melakukan kejahatan serta bertingkah laku asosial atau antisosial. Penyebab utamanya sering kali dipicu masalah keluarga seperti ditinggalkan orang tua atau perceraian orang tua. Selain masalah dalam keluarga, lingkungan sekitar juga menjadi faktor penyebab perilaku menyimpang. Tindakan tersebut sengaja dilakukan agar pelakunya mendapat pengakuan, perhatian, atau penghargaan dari orang sekitar, terutama teman pergaulan. 3. Gangguan kepribadian Tingkah laku menyimpang dapat berasal dari gangguan kepribadian pelakunya, contohnya gangguan psikopati. Orang yang melakukan penyimpangan ini umumnya akan bertindak sesuai keinginannya sendiri tanpa menggunakan empati dan memikirkan kepentingan orang lain. Sejumlah ahli membagi psikopat ke dalam empat jenis karakter perilaku sebagai berikut. Antisosial tidak peduli sama sekali dengan orang lain. Hipokondriasis dan tidak adekuat banyak mengeluh dan senang merugikan orang lain. Pendendam dan pemberontak senang mencari musuh dan memberontak pada sesuatu yang tidak disukai. Simpatik tetapi tidak bertanggungjawab terlihat baik tapi senang menjerumuskan orang lain. 4. Psikoneurosis Psikoneurosis merupakan jenis penyimpangan perilaku yang terjadi karena adanya masalah kesehatan mental. Penyebab utamanya yaitu konflik batin yang ada di dalam diri pelakunya. Perilaku menyimpang bisa saja muncul sebagai efek dari gangguan mental yang dialaminya. Beberapa pelaku mungkin menyadari bahwa tindakan yang dilakukan salah, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk menghentikannya sehingga tetap mengulanginya. 5. Tindakan berbahaya akibat psikosis Jenis penyimpangan perilaku ini disebabkan oleh gangguan mental yang sangat parah pada pelakunya. Beberapa pemicunya yakni skizofrenia, depresi, dan paranoid. Kondisi-kondisi tersebut membuat pelaku sudah tidak dapat memahami lagi tingkah lakunya. Akibatnya, ia pun melakukan tindakan yang tidak hanya berbahaya bagi dirinya sendiri, tetapi juga orang lain. Orang dengan kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dengan segera. Jika dibiarkan begitu saja, masalah kesehatan mental yang dimilikinya dapat bertambah parah. Perilaku menyimpang tanda masalah kesehatan mentalPerilaku menyimpang bisa menjadi tanda masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, skizofrenia, dan paranoid. Kondisi-kondisi ini perlu segera ditangani agar tidak semakin parah. Cara menghentikan perilaku menyimpang Cara menghentikan tindakan menyimpang harus disesuaikan dengan faktor penyebab yang mendasarinya. Sebagai contoh, jika pemicunya merupakan masalah kesehatan mental seperti depresi, skizofrenia, dan paranoid, pengobatan ke dokter atau psikiater tentu perlu dilakukan. Nantinya, dokter akan memberikan obat atau terapi untuk membantu mengubah pikiran dan perilaku yang tidak baik. Pada beberapa kasus, Anda mungkin akan menerima kombinasi dari kedua pengobatan tersebut. Bisakah perilaku menyimpang dicegah? Pencegahan terhadap beberapa tindakan menyimpang sebenarnya dapat dimulai dari keluarga, khususnya orangtua. Orangtua diharapkan dapat memberikan contoh yang baik karena didikan mereka nantinya dapat berpengaruh pada kepribadian anak. Selain didikan orangtua, beberapa tindakan sederhana berikut juga bisa dilakukan untuk mencegah penyimpangan perilaku. Menghindari pemicu perilaku menyimpang. Mengalihkan perilaku buruk ke aktivitas positif. Memberikan edukasi terkait dampak tindakan menyimpang terhadap orang lain. Mengikuti pelatihan kemampuan sosial untuk dapat berinteraksi dengan baik. Menerapkan pola hidup sehat konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, rutin olahraga, dan manajemen stres yang baik. Perilaku menyimpang dapat menandakan masalah kesehatan mental dalam diri pelakunya. Jika tanda-tanda perilaku ini muncul dalam diri Anda, Anda dapat berkonsultasi ke terapis untuk mendapatkan bantuan.
C Sosialisasi adalah suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan kemudian meluas pada masyarakat luas, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut
Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat. Perilaku menyimpang bisa terjadi karena individu atau kelompok memiliki dorongan dalam diri mereka atau karena adanya interaksi diluar diri mereka sehingga mengakibatkan mereka melakukan perilaku-perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang termasuk kedalam permasalahan sosial karena terdapat keadaan dimana ada ketidaksesuaian antara aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat. Poin yang ditanyakan oleh soal adalah termasuk masalah sosial dari perspektif teori interaksi simbolis. Dalam teori interaksi simbolis, terdapat dua pandangan yang berbeda tentang masalah sosial. Teori pelabelan labelling theory. Menurut teori ini, suatu kondisi sosial kelompok atau masyarakat tertentu dianggap bermasalah, karena kondisi itu sudah dicap bermasalah. Konstruksionisme sosial. Menurut pandangan ini, masalah sosial juga merupakan konstruksi manusia. Dalam mengonstruksi realitas sosial, ada kalanya individu lebih sering berinteraksi dengan orang-orang yang mendefinisikan kejahatan sebagai sesuatu yang positif. Hal ini membuat dia cenderung untuk melakukan kejahatan. Proses seperti ini merupakan proses asosiasi diferensial. Edwin Sutherland menciptakan istilah asosiasi diferensial untuk mengindikasikan bahwa sebagian besar dari kita belajar untuk menyimpang dari atau konform terhadap norma masyarakat melalui kelompok-kelompok berbeda tempat kita bergaul. Berdasarkan penjelasan diatas, ilustrasi kasus yang terdapat dalam soal adalah termasuk kedalam teori perilaku menyimpang asosiasi diferensial. Sebab teori ini menyebutkan tindakan perilaku menyimpang dapat terjadi karena individu berada, bergaul, atau melihat lingkungan tempat tinggalnya melakukan perilaku menyimpang. Oleh sebab itu, ia ikut terdorong melakukan tindakan perilaku menyimpang. Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
Perilakumenyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak.
. xlhv704dst.pages.dev/322xlhv704dst.pages.dev/1xlhv704dst.pages.dev/29xlhv704dst.pages.dev/307xlhv704dst.pages.dev/774xlhv704dst.pages.dev/135xlhv704dst.pages.dev/374xlhv704dst.pages.dev/482xlhv704dst.pages.dev/797xlhv704dst.pages.dev/55xlhv704dst.pages.dev/186xlhv704dst.pages.dev/215xlhv704dst.pages.dev/678xlhv704dst.pages.dev/802xlhv704dst.pages.dev/684
seorang individu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar